MNC Peduli salurkan Bantuan Alat Pertanian di Desa Pandai Sikek Sumatera Barat
TANAH DATAR - Bantuan alat pertanian merupakan salah satu bentuk intervensi yang sangat strategis dalam mendorong peningkatan produktivitas pertanian dan petani itu sendiri dapat mengolah lahan secara lebih cepat serta optimal.
Bantuan alat pertanian juga mendorong petani untuk lebih terbuka terhadap teknologi dan inovasi dalam budidaya. Dengan demikian, mereka tidak hanya lebih produktif, tetapi juga lebih siap menghadapi tantangan pertanian modern.
Pada pertengahan tahun 2024 telah terjadi bencana alam banjir bandang yang menimpa wilayah Sumatera Barat yang berdampak luas tersebar di berbagai wilayah. Salah satu wilayah yang terdampak kerusakan paling besar berada di Kabupaten Tanah Datar.
Banjir bandang yang menimpa Desa Pandai Sikek, di Kecamatan Sepuluh Koto, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, berdampak serius bagi Petani yang menyebabkan kerusakan lahan pertanian yang cukup fatal yang berdampak pada kerugian ekonomi. Lahan pertanian yang terendam air dalam waktu lama merusak tanaman, dan petani juga berhadapan dengan masalah hama dan penyakit. Selain itu, banyak petani yang kehilangan hasil panen mereka akibat banjir.
Sekretaris Daerah Kabupaten Tanah Datar, Elizar menuturkan atas nama pemerintah Kabupaten Tanah Datar menyampaikan ucapan terimakasih yang tak terhinggap kepada MNC Peduli karena sebagaimana diketahui tahun 2024 Tanah Datar kena banjir bandang banyak sawah-sawah terdampak, serta lahan pertanian lainya ikut terdampak.
“Jadi dengan adanya bantuan dari MNC Peduli tentu kami mengucapkan terimakasih, karena ada tujuh kecamatan yang terdampak banjir bandang dari Gunung Marapi tahun 2024, harapan ke depan tentu dengan bantuan ini kita masyarakat Kabupaten Tanah Datar bisa bangkit dan kembali. Kita juga berharap apa yang diberikan MNC peduli sangat bermanfaat bagi masyarakat kami di tanah datar,” katanya.
Tambah Elizaar, untuk masyarakat yang terdampak ada dua cara ditempuh, ada yang relokasi terpadu sebanyak 60 keluarga kemudian ada yang secara mandiri sebanyak 160 kepala keluarga. “Untuk lahan sawah yang rusak ada 412 hektar, kemudian 335 sudah direhabilitasi dengan bantuan kementerian pertanian,” katanya.
