Namun sekali lagi sang anak menolak, karena ia menganggap bukan abdi ayahnya, melainkan abdi Sultan Amangkurat I. Dimana hidup serta matinya berada di tangan Sunan. Raja memerintahkan kepadanya supaya taat, kalau tidak mau terkena murka Raja.
Lalu ditariknya semua anak buahnya, dan disuruhnya pergi kepada ayahnya, dan dikumpulkannya tidak kurang dari 200.000 orang dan segala kekuatan dari kawan- kawannya semua, untuk mendatangi pamannya, Purbaya. Orang tua ini tidak menjadi goyah untuk menghadap ke istana.
Selanjutnya dikirimnya putranya kembali kepada Sultan untuk menyatakan rasa terima kasihnya atas kehormatan yang sesungguhnya tidak patut diberikan kepadanya itu. Ia, Raden Mas, harus tetap mengabdi kepada Raja, karena ia, Purbaya, cukup pandai untuk menerima atasannya dengan cara yang semestinya.
(Fahmi Firdaus )