Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

6 Fakta Ledakan Pemusnahan Amunisi di Garut, 13 Orang Tewas

Awaludin , Jurnalis-Senin, 12 Mei 2025 |16:54 WIB
6 Fakta Ledakan Pemusnahan Amunisi di Garut, 13 Orang Tewas
Detik Detik Ledakan Amunisi di Garut (foto: dok istimewa)
A
A
A

JAKARTA - Sebuah insiden tragis terjadi di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Ledakan hebat terjadi saat kegiatan pemusnahan amunisi yang tidak layak pakai, akibatnya 13 orang tewas di tempat, Senin (12/5/2025), sekira pukul 09.30 WIB.

Menurut laporan, warga dilaporkan mendekat pada saat proses pemusnahan kemudian mengambil sisa-sisa amunisi yang belum meledak, hingga menyebabkan belasan orang tewas. Berikut sejumlah faktanya:

1. Sebanyak 13 Orang Tewas termasuk 4 Prajurit TNI

Kapuspen TNI, Mayjen Kristomei Sianturi mengatakan, kejadian ledakan di lokasi pemusnahan amunisi Desa Sagara, Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat pada Senin (12/5/2025). Diketahui setidaknya 13 orang meninggal dunia akibat peristiwa itu diantaranya empat prajurit TNI dan sembilan warga sipil.
 
Diketahui, empat anggota TNI yang meninggal dalam peristiwa ini diantaranya Kolonel Cpl Antonius Hermawan, Mayor Cpl Anda Rohanda, Kopda Eri Priambodo, dan Pratu Apriyo Hermawan.

2. Warga Diduga Ambil Serpihan Logam

Kapuspen TNI, Mayjen Kristomei Sianturi mengatakan, warga sipil datang untuk mengambil sisa ledakan berupa serpihan logam untuk dikumpulkan. Diduga ada ledakan kedua dari amunisi yang masih aktif sehingga korban berjatuhan.

"Ya nanti kita akan dalami apa yang menyebabkan bisa terjadi demikian. Memang setelah selesai peledakan gitu ya, masyarakat datang untuk mengambil sisa-sisa ledakan tadi apakah serpihan-serpihan logamnya yang dikumpulkan, tembaga atau besi yang memang bekas dari misalnya granat nah itu yang biasanya masyarakat mengambil logam tersebut gitu ya. Nanti kita lihat kita akan mendalami kenapa itu bisa terjadi sehingga mungkin ada ledakan kedua atau yang belum meledak sebelumnya, sehingga ketika masyarakat mendekat terjadi ledakan. Tapi itu nanti itu baru dugaan awal yang kita akan dalami lebih lanjut," ujar Kristomei kepada wartawan, Senin (12/5).

"Namanya amunisi sudah kadaluwarsa ini kan tidak bisa kita perkirakan. Artinya juga isiannya apakah masih sesuai dengan yang memang seharusnya ada atau untuk memantik nya juga masih sesuai dengan yang memang sudah sesuai prosedurnya, nah ini nanti yang kita akan dalami ya kenapa bisa terjadi seperti ini. Namanya juga amunisi aktif, munisi bekas itu pasti ada yang sudah tidak sesuai dengan apa yang seharusnya ada," tambahnya.

 

3. Amunisi Sudah Kadaluwarsa

Amunisi kadaluwarsa yang dimusnahkan berupa granat hingga mortir yang sudah melewati masa pakai atau Kadaluwarsa. 

"Ada beberapa macam granat ada sisa mortir ya yang memang tidak belum sempat dipakai tapi sudah lewat masa pakainya atau kadaluwarsa, sehingga amunisi-amunisi tersebut memang rutin bagi kita TNI untuk memusnahkan benda-benda atau sisa-sisa amunisi yang tidak terpakai," kata Kapuspen TNI, Mayjen Kristomei Sianturi.

4. Prajurit TNI yang Meninggal Dikebumikan Secara Militer

“Anggota yang meninggal dunia malam ini akan disemayamkan di Puspalad, nanti akan dikebumikan secara militer,” kata Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen Kristomei Sianturi kepada awak media.

Diketahui, empat anggota TNI yang meninggal dalam peristiwa ini diantaranya Kolonel Cpl Antonius Hermawan, Mayor Cpl Anda Rohanda, Kopda Eri Priambodo, dan Pratu Apriyo Hermawan.

Sementara itu, ada 9 orang warga sipil yang meninggal dunia akibat insiden tragis ini. Diketahui, ledakan terjadi saat proses pemusnahan amunisi berlangsung di lokasi yang telah ditentukan oleh pihak terkait. 

Menurut informasi, warga dilaporkan mendekat pada saat proses pemusnahan kemudian mengambil sisa-sisa amunisi yang belum meledak.

 

5. Empat Korban Tewas Prajurit TNI AD Berasal dari Pusat Peralatan

Kadispenad Brigjen Wahyu Yudhayana menyebutkan, semua korban meninggal akibat ledakan amunisi di Garut, Jawa Barat telah dibawa ke RSUD Pemaengpeuk, Garut. Dari 13 korban meninggal, 4 orang merupakan anggota TNI AD.

"Adapun data (korban) meninggal dunia, 4 orang adalah anggota dari TNI AD, yaitu Kepala Gudang Pusat Amunisi 3 Pusat Peralatan TNI AD, Kolonel Korps Peralatan Antonius Hermawan," ujarnya saat konferensi pers, Senin (12/5/2025).

Menurutnya, keempat anggota TNI AD yang meninggal berasal dari Gudang Pusat Amunisi 3 Pusat Perlatan TNI AD. Korban kedua merupakan Kepala Seksi Amunisi Pergudangan, Gudang Pusat Amunisi 3 Pusat Peralatan TNI AD, Mayor Korps Peralatan Anda Yuhanda.

"Lalu, dua orang anggota Gudang Pusat Amunisi 3 Pusat Peralatan TNI AD, Kopda Eri Priambodo dan Pratu Aprio Setiawan," tuturnya.

 

6. Identitas Warga Sipil yang Tewas

Selain 4 anggota TNI AD, terdapat 9 orang meninggal merupakan masyarakat sipil, mereka adalah: 

1. Agus Bin Kasmin.

2. Ipan Bin Obur.

3. Anwar Bin Inon.

4. lyus Ibing Bin Inon.

5. lyus Rizal Bin Saepuloh.

6. Toto

7. Dadang.

8. Rustiawan.

9. Endang.

"Saat ini semua korban meninggal dunia sudah dievakuasi ke RSUD Pemaengpeuk tuk dilakukan tindakan selanjutnya," pungkasnya.

(Awaludin)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement