Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Sejarah Rumit Hubungan Iran-Israel yang Terlupakan: dari Kawan jadi Lawan

Ahmad Ilham Fahlevi , Jurnalis-Senin, 23 Juni 2025 |15:22 WIB
Sejarah Rumit Hubungan Iran-Israel yang Terlupakan: dari Kawan jadi Lawan
Ilustrasi. (Foto: Perplexity AI)
A
A
A

JAKARTA Perang antara Israel dan Iran yang pecah sejak 13 Juni merupakan konflik terbesar antara kedua belah pihak sampai saat ini. Teheran dan Tel Aviv merupakan musuh besar di Timur Tengah selama beberapa dekade, tetapi sejarah hubungan keduanya ternyata cukup kompleks dan rumit.

Banyak yang tidak mengetahui bahwa Iran dan Israel pernah memiliki hubungan yang bersahabat. Bahkan, Teheran menjadi menjadi negara mayoritas Muslim kedua, setelah Turki, yang mengakui kemerdekaan Israel.

Dilansir dari beberapa sumber, Pemerintahan Iran di bawah Shah Mohammad Reza Pahlavi pada 1947 termasuk ke dalam 13 negara anggota PBB yang menolak Resolusi 181 Majelis Umum PBB mengenai Rencana Partisi wilayah Palestin. Namun, tiga tahun kemudian, pada 1950, Iran mengakui kemerdekaan Israel secara de facto.

Peneliti internasional dari Jawaharlal Nehru University, Prof. P.R. Kumaraswamy mengungkapkan Reza Pahlavi yang pada saat itu memangku kepala pemerintahan Iran, membangun hubungan dekat dengan Israel dan bahkan ikut menyuplai minyak kepada Zionis.

Namun, pada 1979, pemerintahan Pahlavi digulingkan dalam Revolusi Islam yang menempatkan mullah Ayatollah Khomeini sebagai pemimpin negara. Iran pun berubah menjadi Republik islam yang menganut ideologi anti-Barat dan memutus hubungan dengan Israel.

 

Tak hanya pemutusan hubungan, ketegangan antara Iran dan Israel pun semakin meningkat seiring dengan berjalannya waktu. Pada 1990 Iran meluncurkan program nuklir yang dianggap sebagai ancaman besar oleh Israel, yang mulai melancarkan seragan udara ke fasilitas-fasilitas Iran.

Upaya Israel untuk menghentikan program nuklir Iran ini terus berlansung hingga saat ini, bahkan menjadi alasan yang digunakan Israel untuk melancarkan serangan ke Iran pada 13 Juni. Konflik yang lebih luas kini melibatkan Amerika Serikat (AS), sekutu Israel, dan berpotensi meningkat menjadi konflik global yang lebih besar.

(Rahman Asmardika)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement