Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Siapa Shi Yongxin? Kepala Kuil Shaolin Dicopot karena Skandal Perempuan dan Penggelapan Dana

Zen Teguh , Jurnalis-Selasa, 29 Juli 2025 |03:03 WIB
Siapa Shi Yongxin? Kepala Kuil Shaolin Dicopot karena Skandal Perempuan dan Penggelapan Dana
Kepala Kuil Shaolin Shi Yongxin diselidik otoritas terkait atas dugaan penggelapan dana kuil dan hubungan tak pantas dengan sejumlah perempuan. (Foto: Global Times).
A
A
A

BEIJING – Skandal penggelapan dana dan hubungan seksual yang dilakukan Kepala Kuil Shaolin Shi Yongxin mengguncang China. Shi segera dicopot dari jabatannya oleh otoritas tertinggi Budha di Beijing akibat perangai buruk dan sangat memalukan itu.

Kuil Shaolin yang dikenal sebagai rumah kelahiran kungfu, dalam pernyataanya menyebutkan Shi Yongxin, yang dikenal sebagai ‘Biksu CEO’ karena mendirikan puluhan perusahaan di luar negeri, diduga menggelapkan dana proyek dan aset kuil. Biara juga mengatakan bahwa Shi telah "melanggar ajaran Buddha secara serius", termasuk dengan diduga terlibat dalam "hubungan yang tidak pantas" dengan banyak perempuan.

Asosiasi Buddha China yang diawasi oleh Partai Komunis (partai penguasa), mengatakan pada Senin (28/7/2025) bahwa mereka akan membatalkan sertifikat penahbisan Shi.

"Tindakan Shi Yongxin sangat buruk, sangat merusak reputasi komunitas Buddha, dan mencemarkan nama baik para biksu," kata asosiasi tersebut dalam sebuah pernyataan daring dikutip dari South China Morning Post.

Siapa sesungguhnya Shi Yongxin?

1. Berguru sejak Remaja

Shi Yongxin terlahir dengan nama Liu Yingcheng di Yingshang, Provinsi Anhui pada 1965. Atas permintaan orangtuanya, dia memasuki kehidupan monastik di Kuil Shaolin pada usia 16 tahun.

Di Kuil Shaolin dia belajar pada Kepala Biara generasi ke-29, Shi Xingzheng. Pada tahun 1987, setelah Xingzheng meninggal dunia, Shi mengambil alih peran gurunya, mengambil alih jabatan direktur komite manajemen Biara Shaolin, dan secara komprehensif memimpin urusan biara. 

 

2. Diangkat Jadi Kepala Kuil

Sejak Juli 1998 Shi terpilih sebagai Presiden Asosiasi Buddhis Henan. Sejak September 2002, reputasinya makin tenar dengan menjadi wakil presiden Asosiasi Buddhis Tiongkok. 

Bahkan sejak 1998 Shi terus terpilih sebagai perwakilan untuk Kongres Rakyat Nasional ke-9, ke-10, ke-11, dan ke-12. Selain itu, terpilih sebagai anggota Federasi Pemuda Nasional selama tiga periode berturut-turut. 

Mnegutip Parliament of the World’s Religion, pada Februari 2010 dan Maret 2015 Shi terpilih secara berturut-turut sebagai wakil presiden Asosiasi Buddha China dan Direktur Komite Pertukaran Luar Negeri. 

Kariernya makin bendarang. Pada 1987, Shi Yongxin mengambil alih kepemimpinan Biara Shaolin, memprakarsai pembentukan Tim Wushu Biara Shaolin yang kemudian berkembang menjadi delegasi Biksu Biara Shaolin. Puncaknya pada Agustus 1999 Shi dianugerahi gelar sebagai kepala biara generasi ke-30 Kuil Shaolin.

3. Awal Mula Julukan Biksu CEO

Namun reputasinya itu mulai tercoreng. Shi banyak dikritik dalam komunitas Buddha karena mengomersialkan Kuil Shaolin. Di tangannya, tempat suci itu dikelola seperti bisnis sehingga muncullah julukan ‘Biksu CEO’.

Komersialisasi itu antara lain dalam bentuk penggunaan iklan kuil, cara pemungutan biaya masuk dan biaya yang dikenakan untuk membakar dupa. Bahkan dia menyetujui pembongkaran desa di sebelah kuil demi memuluskan status warisan dunia dari UNESCO untuk kuil tersebut.

 

Sebagian besar kritik juga menjurus pada gaya hidupnya yang mewah. Dia menerima jubah khusus bernilai 160.000 yuan dan mobil Volkswagen Touareg pada 2006. Pada Mei 2011 beredar rumor Shi menyewa jasa pekerja seks komersial.

4. Skandal Perempuan

Pada 27 Juli 2025, Kuil Shaolin mengumumkan bahwa Shi sedang diselidiki atas dugaan penggelapan dan penyalahgunaan dana proyek dan aset kuil. Dia juga ditengarai menjalin hubungan yang tidak pantas dengan banyak perempuan dan memiliki anak di luar nikah.

(Zen Teguh)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement