Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Soal Bendera One Piece, Legislator Mardani: Jangan Cepat Menghakimi, Ngaji Rasa Dulu

Achmad Al Fiqri , Jurnalis-Senin, 04 Agustus 2025 |14:52 WIB
Soal Bendera One Piece, Legislator Mardani: Jangan Cepat Menghakimi, Ngaji Rasa Dulu
Anggota Komisi II DPR RI Mardani Ali Sera (foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Anggota Komisi II DPR RI, Mardani Ali Sera, menanggapi fenomena pengibaran bendera One Piece menjelang peringatan HUT Kemerdekaan ke-80 RI. Mardani mengajak semua pihak untuk tidak terburu-buru menghakimi dan melihat fenomena ini dengan kacamata yang lebih dalam.

"Di era digital semua punya akses pada informasi. Makanya ojo kesusu (jangan terburu-buru) menyimpulkan. Jangan cepat menilai itu buruk," kata Mardani, Senin (4/8/2025).

Seperti diketahui, menjelang peringatan Hari Kemerdekaan RI, muncul fenomena di media sosial berupa pengibaran bendera One Piece atau Jolly Roger, simbol bajak laut dari serial anime asal Jepang karya Eiichiro Oda, di sejumlah rumah dan kendaraan.

Bendera bergambar tengkorak dan tulang bersilang itu dikibarkan sebagian masyarakat sebagai ekspresi kekecewaan terhadap kinerja pemerintah. Hal itu juga dianggap sebagai bentuk perlawanan terhadap kondisi sosial dan politik yang ada.

Dalam sejarah dunia, simbol bendera ini sering digunakan sebagai peringatan akan bahaya atau ancaman. Dalam konteks One Piece, bendera tersebut merupakan lambang yang digunakan oleh kru bajak laut, termasuk pada kapal dan pakaian mereka.

 

Menko Polkam Budi Gunawan, sebelumnya menyatakan bahwa ada upaya provokasi dari sejumlah kelompok yang berusaha menurunkan marwah Bendera Merah Putih dan menggantinya dengan simbol-simbol fiksi tertentu. Ia pun mengimbau masyarakat untuk menghargai pengorbanan para pahlawan, sembari menegaskan bahwa Bendera Merah Putih adalah hasil perjuangan kolektif bangsa.

Menanggapi hal ini, Mardani menilai rakyat Indonesia—terutama generasi muda—adalah kelompok yang cerdas dan memiliki kepekaan terhadap situasi di tengah masyarakat. Menurutnya, aspirasi semacam ini perlu direspons dengan pendekatan yang empatik, bukan reaktif.

"Harus ada hati terbuka bahwa rakyat itu cerdas dan punya hati. Bisa jadi ada pesan yang ingin disampaikan. Mesti ngaji rasa. Jangan merasa pintar, tapi seharusnya pintar merasa," tuturnya.

Mardani juga menilai bahwa fenomena bendera One Piece tidak perlu dibesar-besarkan. Selama tidak ada unsur kekerasan atau anarkisme, ekspresi semacam itu justru bisa menjadi ruang dialog antara negara dan warganya.

"Nikmati aja. Kadang cuma perlu didekati dan didengar. Nanti akan kembali," ungkap Mardani.

 

Anggota DPR yang membidangi urusan pemerintahan itu juga tidak melihat adanya pelanggaran dalam aksi pemasangan bendera One Piece. Menurutnya, fenomena tersebut hanyalah bentuk ekspresi masyarakat.

"Nggak melanggar hukum. Kadang anak itu berulah karena kurang perhatian. Kasih perhatian saja, nanti kembali dekat," ujar legislator dari Dapil DKI Jakarta I itu.

“Saat ini memang zamannya masyarakat semakin kreatif. Dan kan sebenarnya bagus kalau punya rakyat yang kritis. Yang penting kita bisa menjaga bersama, dan tidak boleh ada aksi anarkis," tutup Mardani.

(Awaludin)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement