Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Pertemuan Bilateral Indonesia dan Libya, Dorong Kolaborasi di Bidang Budaya dan Pendidikan

Agustina Wulandari , Jurnalis-Jum'at, 05 September 2025 |17:02 WIB
Pertemuan Bilateral Indonesia dan Libya, Dorong Kolaborasi di Bidang Budaya dan Pendidikan
Pertemuan Bilateral Menbud RI Fadli Zon dengan Menbud Libya H.E. Mabroukah Toghi Oki Othman. (Foto: dok Kemenbud)
A
A
A

DENPASAR - Indonesia dan Libya berkomitmen memperkuat kerja sama yang lebih luas dan mendalam di bidang kebudayaan.

Penguatan kerja sama ini ditandai melalui pertemuan bilateral antara Menteri Kebudayaan Republik Indonesia Fadli Zon dengan Menteri Kebudayaan dan Pengembangan Pengetahuan Negara Libya H.E. Mabroukah Toghi Oki Othman, di sela-sela konferensi budaya internasional Culture, Heritage, Art, Narrative, Diplomacy, and Innovation (CHANDI) 2025 yang berlangsung di The Meru, Denpasar, Bali.

Pada pertemuan tersebut dibahas berbagai prospek dan rencana kerja sama antar kedua negara, khususnya dalam rangka memperluas pertukaran pengetahuan, pengalaman, serta kolaborasi di bidang kebudayaan dan pendidikan.

Mengawali diskusi, Fadli menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas kehadiran Menteri Mabroukah beserta delegasi dalam perhelatan CHANDI 2025. Ia menilai, kehadiran Libya sangat berarti bagi tujuan bersama dalam pelestarian budaya serta memperkuat kerja sama internasional.

“Atas nama pemerintah Indonesia, kami sangat berterima kasih atas kehadiran Menteri Mabroukah beserta delegasi Libya yang telah hadir dan terlibat aktif mendukung CHANDI 2025 serta Ministerial Summit semalam,” ucapnya

“Kami berharap, Indonesia dan Libya dapat mempererat kerja sama di bidang kebudayaan. Karena seperti yang kita bahas kemarin malam, budaya adalah kekuatan pemersatu dan alat perdamaian yang sangat dibutuhkan dunia saat ini,” tuturnya.

Menteri Mabroukah menanggapi dengan menyampaikan apresiasi atas sambutan hangat Indonesia. “Selamat atas terselenggaranya CHANDI 2025. Melalui forum ini, kami bisa melihat Indonesia yang sangat kaya akan budaya dan juga keterbukaan Indonesia terhadap berbagai industri kreatif seperti film, seni, dan sebagainya,” ucapnya.

Dalam diskusi, kedua Menteri membahas sejumlah agenda kolaborasi yang telah dan akan dijalankan. Salah satunya adalah penerbitan guide book terkait Cultural Heritage dari kedua negara. Buku ini diharapkan dapat terus disosialisasikan melalui mahasiswa Indonesia yang tengah menempuh studi di Libya.

Selain itu, kedua pihak juga menyoroti rencana penyusunan Nota Kesepahaman (MoU) di bidang kebudayaan. MoU ini akan menjadi kerangka utama kolaborasi dan sinergi kedua negara dalam pengelolaan warisan budaya dan pertukaran kebudayaan.

“Ini bisa menjadi pengikat dalam sinergi dan kolaborasi kita bersama. Tentu lebih dari itu, kita berharap akan ada berbagai aktivitas seperti pertukaran pelaku budaya, ahli, kunjungan kebudayaan, pameran, dan lain sebagainya,” ujar Fadli.

Diskusi juga berkembang pada kerja sama penyediaan fasilitas beasiswa oleh pemerintah Indonesia bagi mahasiswa Libya.

Beasiswa ini ditujukan bagi pelajar Libya yang ingin memperdalam pengetahuan tentang seni, budaya, dan ekonomi kreatif di Indonesia. Mabroukah menilai, Indonesia memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luar biasa di bidang tersebut.

Merespons hal ini, Fadli menyambut baik rencana dukungan beasiswa tersebut. “Kami mempunyai program Darmasiswa dan mungkin bisa ditingkatkan jumlah mahasiswanya. Kita akan berkoordinasi lebih lanjut dengan Kementerian Luar Negeri, Kementerian Pendidikan Tinggi, dan tentu melalui KBRI,” ujarnya.

Turut hadir dalam pertemuan tersebut, Direktur Kerja Sama Kementerian Kebudayaan Libya, Khalifa O. K. Elhamdi; Ambassador MoFA, Mohamed A. M. Zenati; serta Duta Besar Libya untuk Indonesia, Zakarya M. M. El-Moghrabi.

Dari pihak Indonesia hadir Direktur Jenderal Diplomasi, Promosi, dan Kerja Sama Kebudayaan, Endah T. D. Retnoastuti; Staf Ahli Menteri Bidang Hubungan Antar Lembaga, Ismunandar; serta Direktur Diplomasi Kebudayaan, Raden Usman Effendy.

Menutup pertemuan, Menteri Mabroukah mengundang Menbud Fadli untuk berkunjung ke Libya dan melihat langsung berbagai warisan budaya serta situs bersejarah yang ada di sana.

Ia juga memberikan cenderamata berupa piringan berisi gambar warisan budaya Libya. Sebagai balasan, Menteri Fadli menyerahkan keris sebagai Indonesian Traditional Blade yang telah diakui UNESCO.

Pertemuan ini menjadi tonggak awal penguatan hubungan kebudayaan Indonesia dan Libya, sekaligus menegaskan komitmen kedua negara untuk menjadikan budaya sebagai jembatan persahabatan, perdamaian, dan kerja sama internasional.

(Agustina Wulandari )

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement