 
                Karki sendiri sudah turun langsung ke lapangan. Pada Selasa lalu, ia mengunjungi lokasi protes di Kathmandu yang sehari sebelumnya menelan 19 korban jiwa, sekaligus menyempatkan diri bertemu dengan para korban luka di rumah sakit.
Penunjukan Karki disebut sebagai hasil kompromi antara pemerintah, pemimpin protes, dan militer Nepal yang berperan sebagai mediator. Para pendukungnya, terutama dari kalangan muda, menyambut langkah ini dengan suka cita di media sosial, menyebutnya sebagai awal arah baru politik Nepal.
Lahir dari keluarga dengan ikatan kuat pada dinasti politik Koirala dari Partai Kongres Nepal, Karki kemudian menikah dengan politikus Durga Subedi. Ia meniti karier hukum hingga akhirnya menjadi Ketua Mahkamah Agung Nepal pada 2016, sebelum kini mencetak sejarah baru sebagai perdana menteri perempuan pertama negeri Himalaya itu.
(Awaludin)