JAKARTA – Meta Ayu Puspitantri, istri Arya Daru Pangayunan, diplomat muda Kemenlu yang ditemukan tewas terlilit lakban di kamar kosnya, muncul ke publik. Ia memohon kepada Presiden Prabowo Subianto, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, dan Menteri Luar Negeri Sugiono agar pengusutan kasus kematian sang suami dilakukan secara transparan.
“Kepada Bapak Presiden, Bapak Kapolri, dan Bapak Menlu, saya hanya bisa berharap dan memohon agar kasus ini dapat selesai dengan baik, jujur, dan transparan,” kata Meta saat konferensi pers di Yogyakarta, Sabtu (29/8/2025).
Ia menegaskan, bahwa sang suami sangat berharga bagi dirinya, anak-anak, dan keluarga. Selain itu, teman-teman yang pernah berinteraksi langsung dengan Arya Daru pun merasakan kebaikannya.
“Sebegitu berharganya Mas Daru bagi saya, anak-anak, orang tua, dan keluarga. Saya yakin teman-teman yang pernah berinteraksi tulus dengan Mas Daru pasti merasakan kebaikan beliau,” ujar Meta.
Meta juga menekankan keyakinannya bahwa setiap manusia memiliki hati nurani yang telah diciptakan Allah SWT.
“Saya masih percaya Allah menciptakan hati nurani. Di dalam hati masing-masing orang, hakikatnya Allah menciptakan hati nurani. Saya mewakili diri saya, keluarga, dan anak-anak, berharap semoga hati nurani itu tidak sepenuhnya dihilangkan, karena itu berarti Anda mengelak dari apa yang sudah baik dan diciptakan Allah SWT,” jelasnya.
Sebagai informasi, polisi menyimpulkan tidak ada keterlibatan pihak lain dalam kematian Arya. Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Metro Jaya, Kombes Pol Wira Satya Triputra, mengungkapkan bahwa Arya telah memiliki keinginan untuk mengakhiri hidupnya sejak lama, tepatnya sejak tahun 2013.
Fakta ini terungkap dari hasil pemeriksaan digital forensik terhadap perangkat elektronik milik Arya.
“Ditemukan riwayat komunikasi antara pemilik akun email [email protected] (milik ADP) dengan akun [email protected]
. Dari hasil tersebut diketahui bahwa sejak 2013 ADP sudah memiliki keinginan bunuh diri, dan pada tahun 2021 keinginannya semakin kuat,” kata Wira dalam konferensi pers di Mapolda Metro Jaya, Selasa (29/7/2025).
Wira menjelaskan, bahwa akun yang dihubungi Arya merupakan milik Samaritans, lembaga amal di Inggris dan Irlandia yang menyediakan layanan dukungan emosional secara rahasia kepada orang-orang yang mengalami tekanan psikologis, keputusasaan, dan pemikiran untuk bunuh diri.
“Dari seluruh data digital yang diperoleh dari barang bukti elektronik, tidak ditemukan informasi maupun dokumen yang mengandung ancaman fisik, psikis, atau kekerasan dari pihak lain,” jelas Wira.
(Awaludin)