JAKARTA - Menko Pemberdayaan Masyarakat (PM) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menegaskan pembangunan ulang terhadap Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur, yang ambruk layak menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Cak Imin menyoroti pihak yang memprotes rencana pembangunan dengan APBN.
“Al Khoziny ini layak dibantu APBN karena ya kalau jumlah santrinya 1.900 mau sekolah di mana? Mau dibiarkan di tenda? Pemerintah mau diam saja? Kepada teman-teman yang memprotes menggunakan APBN, apa solusi Anda? Kepada DPR yang ada satu dua orang yang memprotes, apa solusi Anda? Dengan 1.900 santri yang sedang belajar," kata Cak Imin kepada wartawan, Selasa (14/10/2025).
Dia meminta seluruh pihak untuk melihat nasib 1.900 santri di Ponpes Al Khoziny. Dia mengaku heran kritik diberikan terhadap upaya pemerintah melindungi para santri yang sedang belajar.
"Jadi tolong dibuka mata bahwa yang kita tolong adalah anak-anak negeri yang sedang belajar sehingga saya sangat tidak habis pikir yang dikritik kok upaya pemerintah yang sedang melindungi anak yang sedang belajar dan tidak ada tempat belajar,” ujar dia.
“Nanti kalau kita tidak melakukan sesuatu marah juga, kan aneh ya. Makanya itu harus menjadi kesadaran kita bersama," sambungnya.
Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut seluruh jenazah korban ambruknya musala di Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur, telah ditemukan. Total ada 61 jenazah utuh dan 7 bagian tubuh (body part) yang ditemukan.
"Diperkirakan kemarin ada 63 jenazah yang tertimbun dalam reruntuhan bangunan ponpes. Sekarang di area tersebut sudah rata dengan tanah. Sangat kecil kemungkinan masih ada jenazah di situ," kata Deputi III Bidang Penanganan Darurat BNPB Budi Irawan dalam keterangan pers.
Menurut Budi, yang berhasil ditemukan adalah 61 jenazah dalam bentuk utuh, kemudian ada 7 bagian tubuh. "Dari perkiraan kita 63 (korban tertimbun), dimungkinkan, sekali lagi dimungkinkan, nanti kepastiannya nanti dari DVI, yang 7 body part itu merupakan milik siapa, atau mungkin berdiri sendiri, atau mungkin lebih dari 63," jelasnya.
Dengan demikian, kata Budi, pihaknya yakin dua jenazah dari 63 korban tertimbun itu merupakan bagian dari 7 bagian tubuh yang ditemukan.
Di tempat yang sama, Direktur Operasional Basarnas Laksamana Pertama TNI Yudhi Bramantyo mengatakan, sampai 7 Oktober 2025 pukul 09.00 WIB, pihaknya telah berhasil mengumpulkan 67 kantong jenazah (pack), dengan 8 bagian tubuh.
(Fetra Hariandja)