Namun, industri harus terus menjaga integritas agar tetap dipercaya publik.
Sementara Communication Director TikTok Indonesia Anggini Setiawan menilai, tanggung jawab membangun ekosistem digital tak hanya milik media. Platform juga wajib menjaga keseimbangan antara kebebasan berekspresi dan keamanan digital.
“Panduan komunitas kami terbuka untuk publik,” ujarnya.
TikTok juga memiliki dewan penasihat keamanan di tiap negara. Ia menambahkan, moderasi konten dilakukan dengan kombinasi mesin dan manusia. Tujuannya agar konten pelanggaran dihapus sebelum sempat dilihat pengguna.
“Lebih dari 98 persen konten pelanggaran diturunkan proaktif,” katanya.
TikTok juga membuka transparency center di Singapura dan merilis laporan transparansi tiap kuartal.