Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Thailand-Kamboja Sepakat Gencatan Senjata di Depan Trump, Tarik Senjata hingga Bebaskan Pasukan

Erha Aprili Ramadhoni , Jurnalis-Minggu, 26 Oktober 2025 |17:30 WIB
Thailand-Kamboja Sepakat Gencatan Senjata di Depan Trump, Tarik Senjata hingga Bebaskan Pasukan
Thailand-Kamboja Sepakat Gencatan Senjata di Depan Trump, Tarik Senjata hingga Bebaskan Pasukan (Reuters)
A
A
A

KUALA LUMPUR - Para pemimpin Thailand dan Kamboja menandatangani kesepakatan gencatan senjata yang diperluas pada Minggu (26/10/2025) di hadapan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Perjanjian ini dibangun berdasarkan gencatan senjata yang ditandatangani tiga bulan lalu. Hal itu setelah Trump menelepon para pemimpin kedua negara saat itu. Trump mendesak mereka untuk mengakhiri permusuhan, atau berisiko perundingan perdagangan mereka dengan Washington ditunda.

Kedua pihak saling menyalahkan atas dimulainya pertukaran roket dan artileri berat selama lima hari. Peristiwa ini menewaskan sedikitnya 48 orang dan membuat sekitar 300 ribu orang mengungsi sementara dalam pertempuran terburuk mereka dalam sejarah baru-baru ini. 

Komitmen terhadap Stabilitas

Dalam sebuah upacara di sela-sela KTT ASEAN di Kuala Lumpur, dengan latar belakang yang dipenuhi lambang AS dan tulisan "Memberikan Perdamaian", Trump menyebut kedua pemimpin tersebut berani. Trump menambahkan, gencatan senjata yang ditengahinya telah menyelamatkan "jutaan nyawa".

"Karena komitmen kuat Amerika terhadap stabilitas dan perdamaian di kawasan ini dan di setiap kawasan yang memungkinkan, pemerintahan saya segera mulai berupaya mencegah eskalasi konflik," kata Trump, melansir Reuters.

"Kami hanya melakukan kesepakatan dan melaporkannya. Semua orang agak kagum bahwa kami menyelesaikannya begitu cepat," katanya.

Ia menambahkan, Perserikatan Bangsa-Bangsa tidak terlibat. 

Senapan angin sebagian besar tidak terdengar di sepanjang perbatasan, meskipun kedua pihak sering saling tuduh atas pelanggaran gencatan senjata.

 

Tarik Senjata Berat, Bebaskan Tahanan 

Kedua negara, dalam deklarasi bersama, berkomitmen untuk membentuk tim pengamat ASEAN, deeskalasi militer, dan pemindahan senjata berat dari wilayah perbatasan mereka, dengan Thailand setuju untuk membebaskan 18 tawanan perang Kamboja jika langkah-langkah tersebut dilaksanakan.

Mereka juga sepakat untuk berkoordinasi dalam pembersihan ranjau darat. Ini menjadi pemicu pertempuran setelah seorang tentara Thailand terluka saat patroli perbatasan. Thailand menuduh Kamboja, salah satu negara dengan ranjau darat terbanyak di dunia, memasang persenjataan baru. Namun, Kamboja membantahnya.

"Deklarasi ini mencerminkan keinginan kami untuk menyelesaikan perbedaan secara damai dengan sepenuhnya menghormati kedaulatan dan integritas teritorial," kata Perdana Menteri Thailand Anutin Charnvirakul.

Hun Manet mengatakan hal ini menunjukkan bahwa konflik harus diselesaikan secara damai, "sesulit atau serumit apa pun perselisihan kita". Kesepakatan itu akan menjadi prestasi tersendiri bagi Trump, yang pemerintahannya tahun ini terlibat dalam upaya mediasi di Gaza, antara Armenia dan Azerbaijan, dan konflik singkat antara India dan Pakistan, sambil mendorong diakhirinya perang Rusia di Ukraina, yang telah diakuinya terbukti lebih sulit daripada yang diantisipasinya.
 

(Erha Aprili Ramadhoni)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement