JAKARTA - Generasi muda Indonesia kembali menorehkan prestasi gemilang di kancah internasional melalui partisipasi aktif dalam berbagai ajang Model United Nations (MUN), forum simulasi sidang Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang diikuti pelajar dan mahasiswa dari seluruh dunia.
Forum seperti Asia World Model United Nations (AWMUN) dan Asia Youth International MUN (AYIMUN) telah menjadi wadah penting bagi pelajar Indonesia untuk mengasah kemampuan diplomasi, berpikir kritis, serta membangun jejaring global lintas negara.
Melalui kegiatan ini, siswa-siswi Indonesia menunjukkan kompetensi dan kepekaan global dalam menyuarakan isu-isu penting dunia seperti pendidikan inklusif, perdamaian, dan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals / SDGs).
Dalam ajang AWMUN XII yang digelar di Bali pada 17–20 Oktober 2025, lebih dari 700 peserta dari 20 negara berpartisipasi dalam simulasi sidang berbagai dewan PBB. Kegiatan ini didukung oleh sejumlah institusi yang berkomitmen mengembangkan talenta muda melalui forum diplomasi internasional yang inklusif dan ramah untuk pemula.
Di antara para peserta, pelajar Indonesia tampil cemerlang, salah satunya Ayodhya Sandyazmara Utomo, siswa SMA Labschool Cibubur, yang berhasil meraih penghargaan Best Position Paper di UNESCO Chamber 1 sebagai Delegasi Federasi Rusia (Russian Federation).
Prestasi ini melanjutkan jejak adiknya, Azhalea Sandyazmara Utomo, siswa SMP Labschool Cibubur, yang sebelumnya juga meraih Best Position Paper di UNESCO Chamber 2 dalam ajang AYIMUN XVII di Bangkok, Thailand, pada Mei 2025.
“Menjadi bagian dari MUN bukan sekadar ajang kompetisi, tetapi kesempatan untuk belajar memahami dunia, dan menemukan cara berkontribusi bagi masa depan yang lebih baik,” ujar Ayodhya seusai menerima penghargaan di Bali.
Pihak Labschool Cibubur menyampaikan kebanggaannya atas pencapaian tersebut. Kepala sekolah menegaskan pentingnya menumbuhkan kompetensi global, empati sosial, serta kemampuan komunikasi internasional sejak dini sebagai bagian dari pendidikan karakter di Indonesia.
“Prestasi ini menunjukkan bahwa pendidikan tidak hanya soal akademik, tetapi juga pembentukan karakter dan kepemimpinan global,” ujar pihak sekolah dalam pernyataannya.
Keberhasilan Ayodhya dan Azhalea menjadi bukti bahwa diplomasi bukan hanya milik pejabat atau diplomat senior, tetapi juga wadah belajar bagi generasi muda untuk memahami nilai-nilai kemanusiaan, perdamaian, dan kerja sama internasional.
Partisipasi pelajar Indonesia di ajang MUN juga menjadi bentuk diplomasi budaya dan intelektual, memperkuat citra positif Indonesia di mata dunia. Melalui generasi muda yang berani berbicara dan berpikir global, Indonesia menunjukkan bahwa masa depan diplomasi dunia dapat lahir dari ruang-ruang belajar yang penuh semangat anak bangsa.
(Awaludin)