Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Presiden Tertua di Dunia Terpilih Pimpin Kamerun untuk Masa Jabatan Kedelapan

Rahman Asmardika , Jurnalis-Selasa, 28 Oktober 2025 |15:50 WIB
Presiden Tertua di Dunia Terpilih Pimpin Kamerun untuk Masa Jabatan Kedelapan
Paul Biya kembali terpilih sebagai Presiden Kamerun. (Foto: X)
A
A
A

JAKARTA - Presiden Kamerun, Paul Biya, penguasa tertua di dunia, berhasil memenangi masa jabatan kedelapan pada Senin (27/10/2025), menurut hasil pemilu. Hasil pemilihan ini memicu bentrokan antara pasukan keamanan dan pendukung oposisi yang menuduh pemilu telah dicurangi.

Para pendukung kandidat oposisi Issa Tchiroma Bakary, bersenjatakan tongkat dan batu, memblokir jalan-jalan dengan puing-puing dan membakar ban di ibu kota komersial negara Afrika Tengah tersebut, Douala.

Polisi menembakkan gas air mata ke arah kerumunan yang mengenakan masker atau mencoba menutupi wajah mereka dengan pakaian. Di bagian lain kota, jalanan yang biasanya ramai dengan sepeda motor kini tampak sepi.

Biya, 92 tahun, dengan mandat baru yang dapat membuatnya tetap berkuasa hingga hampir berusia 100 tahun, mengatakan bahwa rakyat kembali menaruh kepercayaan pada kepemimpinannya dan menyampaikan kesedihan atas kekerasan tersebut dalam sebuah pernyataan yang diunggah di platform media sosial X.

“Pikiran pertama saya tertuju kepada semua orang yang telah kehilangan nyawa secara tidak perlu, serta keluarga mereka, akibat kekerasan pascapemilu,” kata Biya, sebagaimana dilansir Reuters. Pemerintah telah menolak tuduhan oposisi atas pelanggaran yang terjadi.

 

Hasil resmi yang dipublikasikan pada Senin menunjukkan Biya memenangkan pemungutan suara 12 Oktober dengan selisih suara cukup besar, yakni 53,66 persen, melawan pemimpin oposisi Tchiroma yang hanya meraih 35,19 persen.

Tchiroma mengklaim kemenangan pekan lalu dan mengatakan ia tidak akan menerima hasil lain. Protes meletus di beberapa kota setelah hasil awal yang parsial menunjukkan Biya berada di jalur kemenangan. Pemerintah mendesak masyarakat untuk menunggu hasil akhir.

Selama akhir pekan, empat orang tewas dalam bentrokan di Douala, kata pihak oposisi.

Tchiroma mengatakan di Facebook bahwa tembakan yang dilepaskan ke warga sipil di luar rumahnya di kota utara Garoua menewaskan dua orang pada Senin. Reuters tidak dapat secara independen mengonfirmasi pernyataannya atau siapa yang melepaskan tembakan tersebut.

“Kita semua tahu bahwa mayoritas rakyat Kamerun memilih Issa Tchiroma Bakary,” kata seorang pengunjuk rasa di Douala. “Tidak dapat diterima bahwa Presiden Paul Biya menang di zona perang tertentu.”

Polisi antihuru-hara berpatroli dan bisnis tetap tutup.

Presiden Tertua di Dunia

Biya menjabat sejak 1982 dan sejak itu memegang kekuasaan dengan kuat, menghapuskan batasan masa jabatan presiden pada 2008 dan memenangkan pemilihan ulang dengan selisih suara besar.

 

Presiden Kamerun yang lanjut usia bukanlah anomali di kawasan ini, di mana beberapa populasi termuda di dunia diperintah oleh para pemimpin berusia di atas 80 tahun.

Presiden Togo berusia 86 tahun, sementara Presiden Pantai Gading, yang diperkirakan akan memenangkan pemilihan umum minggu lalu, berusia 83 tahun.

Pihak oposisi mengatakan para pemilih di Kamerun menuntut perubahan setelah lebih dari empat dekade pemerintahan Biya, di mana pembangunan ekonomi di negara penghasil minyak dan kakao tersebut mengalami stagnasi.

Bahkan putri Biya, Brenda, mengunggah video TikTok yang kini telah dihapus, yang mendesak para pemilih untuk tidak memilih ayahnya.

Tchiroma, berusia 70-an, adalah mantan juru bicara pemerintah dan menteri ketenagakerjaan yang memutuskan hubungan dengan Biya awal tahun ini. Transformasinya dari sekutu menjadi tokoh oposisi dan penantang merupakan salah satu perubahan politik paling mencolok dalam sejarah Kamerun baru-baru ini. Kampanyenya menarik banyak massa dan dukungan dari koalisi partai oposisi serta kelompok masyarakat sipil.

(Rahman Asmardika)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement