The New York Times melaporkan bahwa puluhan pejuang Palestina tetap terperangkap di belakang garis Israel, dan beberapa diyakini berlindung di jaringan terowongan Rafah yang luas. Kedekatan mereka dengan pasukan Israel menimbulkan kekhawatiran akan pecahnya bentrokan baru yang dapat membubarkan gencatan senjata, yang menurut Hamas telah berulang kali dilanggar oleh serangan Israel.
Sayap pejuang Hamas, Brigade Al-Qassam, menegaskan para pejuang di terowongan Rafah tidak akan menyerah kepada Israel dan meminta para mediator untuk segera menemukan solusi yang dapat mempertahankan gencatan senjata.
"Musuh harus tahu bahwa konsep menyerah dan menyerahkan diri tidak ada dalam kamus Brigade Al-Qassam," tegas kelompok tersebut dalam sebuah pernyataan.
(Fetra Hariandja)