Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Intelijen Ukraina: Rusia Bakal Produksi 120.000 Bom Layang

Arief Setyadi , Jurnalis-Sabtu, 15 November 2025 |01:30 WIB
Intelijen Ukraina: Rusia Bakal Produksi 120.000 Bom Layang
Rusia bakal produksi 120.000 bom layang (Foto: Reuters)
A
A
A

KYIV - Rusia berencana memproduksi 120.000 bom layang (glide bombs) murah namun berdaya hancur kuat tahun ini, kata seorang pejabat senior intelijen Ukraina. Produksi itu termasuk 500 unit versi baru dengan jangkauan lebih jauh yang dapat mencapai lebih banyak kota dan wilayah.

Rusia telah meningkatkan produksi senjata secara besar-besaran sejak invasi skala penuh ke Ukraina pada 2022, dengan pabrik pertahanan beroperasi tanpa henti. Meski, Rusia tidak mengungkapkan rincian hasil produksi militer, yang diklasifikasikan sebagai rahasia.

Melansir Reuters, Jumat (14/11/2025), sayangnya tidak dapat memverifikasi target tahun 2025 tersebut, yang diungkapkan oleh Mayor Jenderal Vadym Skibitskyi, wakil kepala Direktorat Intelijen Pertahanan Ukraina, dalam sebuah wawancara.

Ia tidak menyebutkan bagaimana ia memperoleh angka tersebut atau memberikan data sebelumnya, tetapi angka tersebut akan mengindikasikan peningkatan besar dalam pembuatan bom layang, yang menggunakan sayap, dan terkadang mesin, untuk terbang puluhan kilometer menuju sasarannya.

Angka 120.000 itu mencakup amunisi baru dan bom yang sudah ada yang ditingkatkan menjadi versi layang. Skibitskyi mengatakan, pasukan Rusia menembakkan antara 200 hingga 250 bom layang setiap hari. Bulan lalu, rata-rata harian adalah sekitar 170, menurut data dari kementerian pertahanan.

"Memungkinkan untuk menembak jatuh mereka, tetapi kuantitas bom udara ini yang diproduksi di Federasi Rusia ... sangat besar," kata Skibitskyi. 

"Ini adalah ancaman. Ancaman yang akan mengharuskan kami untuk merespons dengan tepat."

Bom-bom tersebut, yang jangkauannya sebelumnya diperkirakan hingga 90 km (56 mil), dapat menembus pertahanan Ukraina tanpa mengirim pesawat melintasi garis depan di mana mereka akan ditembak jatuh.

Bom-bom ini jauh lebih murah dan lebih melimpah daripada rudal, dan beberapa ratus kilogram bahan peledaknya dapat menghancurkan bangunan dan benteng. Bom-bom ini telah membombardir kota-kota garis depan seperti Kharkiv dan Kherson.

Rusia sedang meluncurkan produksi massal bom layang baru yang mampu terbang hingga 200 km (125 mil) dari titik pelepasan dari jet tempur, kata Skibitskyi. Ia menambahkan, Rusia juga berencana untuk membuat sekitar 500 unit pada akhir tahun ini.

Ukraina meyakini bahwa Rusia sedang mengerjakan modifikasi agar bom-bom tersebut dapat terbang hingga 400 km, memungkinkan Moskow menargetkan lebih banyak kota dan wilayah Ukraina tanpa menggunakan rudal, katanya.

Serangan bom layang pada Oktober di wilayah Mykolaiv, Poltava, dan Odesa, yang berjarak setidaknya puluhan kilometer dari garis depan terdekat, telah menunjukkan peningkatan jangkauan senjata tersebut.

Kementerian pertahanan Rusia belum menanggapi kabar tersebut. Meski, Rusia menyangkal menargetkan warga sipil, tetapi ribuan orang telah tewas dan terluka dalam invasi tersebut. Moskow berpendapat bahwa langkah Kyiv untuk bersekutu dengan Barat menimbulkan ancaman bagi Rusia dan harus dihentikan.

Skibitskyi juga memberikan perkiraan produksi drone Rusia, yang katanya memungkinkannya menargetkan sistem energi Ukraina dengan lebih efektif. Pada 2025, Rusia akan memproduksi total sekitar 70.000 drone jarak jauh, katanya, termasuk 30.000 pesawat Shahed yang merupakan andalan serangan Rusia.

"Mereka mulai dengan 30 drone per bulan, sekarang 30 dapat terbang ke satu sasaran," katanya, memperkirakan serangan terhadap infrastruktur gas dan energi akan berlanjut hingga musim dingin.

"Mereka pasti ingin menghancurkan kami. Ini adalah destabilisasi situasi internal," katanya. Skibitskyi menggambarkannya sebagai salah satu alat untuk menekan Ukraina ke posisi yang lebih patuh dalam setiap kemungkinan negosiasi perdamaian.

Dia menambahkan, jika pasukan Rusia merebut kota Pokrovsk yang terkepung, di mana pertempuran jalanan sedang berkecamuk, mereka kemungkinan akan menekan menuju perbatasan wilayah Donetsk, tujuan mereka yang sudah lama dipegang.

"Itu adalah arah pergerakan mereka berikutnya, itu jelas," ujarnya.

(Arief Setyadi )

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement