Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Musim Dingin di Madinah: Ketika Masjid Nabawi Menjadi Pelukan Hangat

Arie Dwi Satrio , Jurnalis-Minggu, 23 November 2025 |21:27 WIB
Musim Dingin di Madinah: Ketika Masjid Nabawi Menjadi Pelukan Hangat
Musim Dingin di Madinah: Ketika Masjid Nabawi Menjadi Pelukan Hangat (Arie Dwi Satrio)
A
A
A

MADINAH - Musim dingin di Madinah selalu tiba dengan cara yang tidak tergesa-gesa. Angin dingin menyelinap dari utara, melewati bukit-bukit gersang yang memagari kota, lalu masuk ke jalan-jalan sempit yang dipenuhi peziarah. Sejuknya udara Madinah di bulan November membawa ketenangan yang khas, seolah mengundang setiap orang untuk melangkah pelan, bernapas dalam, dan merasakan kedamaian kota Nabi dengan lebih utuh.

Ketika langit Madinah masih berwarna kejinggaan, Masjid Nabawi tampak seperti kapal besar yang tenang, berdiri di tengah samudra manusia. Payung-payung raksasa terbentang perlahan ketika matahari mulai mengintip dari balik horizon, memayungi jamaah yang sudah duduk bersila sambil menunggu waktu sholat. Embusan udara dingin menggelitik kulit tangan mereka, memaksa sebagian merapatkan jaket tipis atau syal yang melingkar di leher.

Namun, di balik sejuknya udara, ada kehangatan yang sulit dijelaskan: kehangatan dari ketenangan, dari rasa rindu, dari cinta yang tak pernah padam kepada Rasulullah SAW.

Berbeda dengan Mekkah yang selalu terasa bergerak cepat, Madinah punya ritme yang lebih pelan, lembut, dan teduh. Saat musim dingin, ritme itu semakin terasa. Toko-toko di sekitar Masjid Nabawi mulai buka dengan santai. Para penjaga kebersihan masjid menyapu dengan langkah ringan. Aroma teh Arab dan roti samuli merebak dari gerai-gerai kecil di antara hotel-hotel.

Musim dingin di Madinah (Arie Dwi Satrio)
Musim dingin di Madinah (Arie Dwi Satrio)

Di sela arus jamaah yang mengalir menuju pintu-pintu masjid, terlihat wajah-wajah yang memancarkan keteduhan. Ada sepasang suami-istri lanjut usia yang berjalan bergandengan tangan, berusaha menjaga kehangatan satu sama lain. Ada rombongan pemuda dari Asia yang melangkah penuh semangat, syal melingkar tak rapi di leher mereka. Ada pula jamaah wanita yang mengenakan kerudung tebal, menggenggam tas kecil sambil mengusap tangan yang kedinginan.

Tidak sedikit jamaah Indonesia yang merasakan perbedaan suhu secara signifikan. Muris salah satunya. Jamaah asal Jambi tersebut mengaku sempat terkejut dengan perubahan cuaca sejak kedatangannya di Madinah pada pertengahan November 2025.

"Saya sudah dua hari di Madinah, rencananya akan langsung ke Makkah. Di Madinah selama dua hari ini saya merasa cuaca di sini dingin, suhunya berbeda dengan cuaca di Indonesia," ujar Muris ditemui di pelataran Masjid Nabawi.

"Suasana di Masjid Nabawi sangat ramai, apalagi ini bulan November, musim dingin. Banyak peminatnya untuk beribadah di sini. Saya merasa kalau mau sholat di dalam Masjid Nabawi harus lebih cepat biar bisa masuk," imbuhnya.

 

Raudhah: Taman Surga di Tengah Sejuknya Madinah

Ketika memasuki Raudhah, wilayah kecil antara mimbar dan mihrab Rasulullah SAW, suasana berubah. Walaupun dingin, suasana rohaninya menghangatkan setiap langkah. Karpet hijau membentang, lembut di bawah telapak kaki. Suara tangis tertahan, doa bergetar pelan, dan rasa haru menghiasi wajah banyak peziarah.

Beberapa jamaah terlihat mengenakan jaket menahan dingin udara dari luar dan juga AC di setiap sudutnya. Namun tidak satupun jamaah yang terlihat ingin beranjak cepat. Raudhah selalu menjadi tempat di mana waktu seperti berhenti, dan musim dingin justru membuat momen itu terasa semakin lembut.

Malam di musim dingin adalah keindahan yang jarang ditemukan di tempat lain. Masjid Nabawi memancarkan cahaya putih keemasan dari lampu-lampu besar yang memantul lembut di marmer. Udara yang dingin membuat napas para jemaah tampak seperti asap kecil yang menghilang seketika.

Di depan pintu gerbang masjid, beberapa jamaah duduk menggulung diri dalam syal mereka. Ada yang membaca Alquran, ada yang berzikir, ada juga yang hanya menatap masjid sambil memeluk kehangatan doa dalam hati. Rasanya seperti berada dalam pelukan damai yang tidak pernah putus.

Seorang jamaah dari Indonesia tampak menatap ke arah kubah hijau yang legendaris. Matanya tampak berkaca-kaca. Terlihat doa dan shalawat diucapkannya. Madinah selalu menawarkan ketenangan yang tidak bisa dijelaskan dengan kata, hanya bisa dirasakan.

 

Sementara itu, di antara jalan-jalan sekitar masjid, kedai-kedai kecil mulai menjajakan minuman hangat: teh mint, cokelat panas, kopi Arab dengan aroma kapulaga. Jamaah yang baru selesai dari sholat malam berhenti sejenak, menghangatkan tubuh dengan tegukan kecil sambil menikmati hembusan angin malam.

Senyum penjual yang ramah, tawaran kurma ajwa yang lembut, dan percakapan singkat antar jemaah membuat suasana musim dingin di Madinah terasa lebih manusiawi, dekat, dan bersahabat.

Kholil, pemuda asal Cianjur yang sudah sekira 8 tahun menetap di Madinah menceritakan apa saja yang harus dipersiapkan calon jamaah yang ingin umroh ke Madinah dan Makkah pada musim dingin atau bulan November, Desember, dan Januari.

"Musim dingin di Madinah itu kita harus fit, terutamanya banyak minum vitamin, jangan lupa bawa jaket biar enggak sakit. Madinah sekarang sudah ramai, enggak kayak dulu sesudah Covid-19. Jamaah sudah banyak yang datang," ujarnya di depan salah satu hotel depan Masjid Nabawi.

Namun ia juga mengingatkan risiko kesehatan yang kerap datang saat musim dingin. Ia mendapat laporan cukup banyak jamaah Indonesia yang sakit karena perbedaan suhu. 

"Banyak yang sakit karena perubahan cuaca, ya batuk, pilek. Makanya banyakin vitamin kalau ingin umrah di musim dingin," ungkapnya

Madinah mengajarkan ibadah bukan hanya tentang fisik, tetapi tentang merendahkan hati di hadapan Allah dan merawat cinta kepada Rasulullah SAW. Di kota Nabi, manusia merasa lebih dilindungi, meski udara dingin merayap pelan melalui celah-celah baju. Di sini, dingin menjadi pengingat bahwa kehidupan akan selalu menghadirkan musim, tetapi ketenangan sejati hanya datang ketika hati berserah.

(Erha Aprili Ramadhoni)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement