GUNUNGKIDUL - Bayi laki-laki di Gunungkidul, Yogyakarta, yang lahir tanpa tempurung kepala, akhirnya meninggal dunia. Anak pasangan Sukitman (38) dan Warsiti (37), warga Desa Sidoharjo, Kecamatan Tepus, itu bertahan hidup selama 24 jam.
Menurut keterangan Kepala Dukuh Pulengelo, Mardiyo, bayi yang belum sempat diberi nama ini meninggal tadi siang.
“Innalillahi Wa Inna Ilaihi Rojiun, bayinya akhirnya meninggal siang tadi,” ucap Mardiyo, saat dihubungi melalui telepon, Rabu (9/2/2011).
Dia menjelaskan orangtua bayi sedang berada di rumah sakit setelah mengetahui anak mereka meninggal. “Siang ini langsung dimakamkan ke pemakaman umum desa kami,” ujar tambah Mardiyo.
Sementara, paman bayi, Sardi, mengaku tidak akan menuntut pihak rumah RSUD Wonosari lantaran menyuruh bayi ini pulang sebelum mendapatkan perawatan lebih lanjut.
“Kami tidak akan menuntut rumah sakit karena tindakan mereka itu kami sudah pasrah,” ungkapnya.
Sebagai petani kecil dan belum memiliki kartu Jamkesmas, keluarga tidak mampu membiayai jika dirawat di rumah sakit.
Sementara itu Kabid Pelayanan Medik dan Keperawatan RSUD Wonosari dr Triyani Heny Astuti membantah jika pihaknya dianggap menelantarkan pasien.
Pihak RS sebelumnya menjelaskan, harapan hidup bayi yang lahir pada Selasa, 8 Februari sekira pukul 12.00 WIB ini hanya 10 persen. Lima jam setelah dilahirkan, bayi dibawa pulang orangtua.
“Kepulangan pasien sudah dengan persetujuan keluarganya. Mereka sudah menandatangani surat perjanjian, dan jika ingin dibawa kembali ke RSUD kami siap melayani,” ujar Triyani.
(Anton Suhartono)