JAKARTA - Pemerintah harus secara terbuka menjelaskan kepada publik, perhitungan untung rugi pemberlakukan cuti bersama.
Anggota Komisi II DPR Ganjar Pranowo menilai, jika memang lebih banyak keuntungan yang bisa didapat publik, maka cuti bersama tidak masalah. Namun sebaliknya, jika cuti menurunkan produktivitas, maka harus dievaluasi.
“Saya kira tidak apa-apa cuti, tapi kalau itu perhitungannya matang. Artinya, pemerintah punya pertimbangan dan perhitungan yang akurat mengenai keuntungan diberlakukannya cuti itu,” ungkap anggota Fraksi PDI Perjuangan ini saat dihubungi okezone, Selasa (24/5/2011).
Dia menjelaskan, pemberlakuan cuti di satu sisi dapat meningkatkan pendapatan di sektor pariwisata. “Belanja di sektor wisata akan meningkat,” imbuhnya seraya melanjutkan pegawai juga diuntungkan karena mereka dapat beristirahat.
Hanya saja dia kembali menegaskan harus ada perhitungan yang rasional apakah peningkata di sektor wisata sudah sepadan dengan menurunnya produktivitas karena seluruh pegawai negeri sipil (PNS) libur.
“Harus jelas hitung-hitungan rasionalnya, apa produktivitas nasional tidak ada yang mubazir. Sehingga ada alasan yang bisa diterima publik, mengapa diberlakukan cuti,” sambungnya.
Seperti diketahui, Pemerintah melalui Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat, kemarin, mengumumkan pemberlakuan cuti bersama pada Jumat 3 Juni mendatang.
Surat Keputusan Bersama Menteri Agama, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, serta Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor: 03/2011,Ket.135/MEN/V/2011 dan SKB/02/M.PAN-RB/05/2011, menyebutkan cuti diberlakukan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi, pelaksanaan hari kerja di dua hari libur.
Selain itu, dengan cuti bersama ini, memberikan kesempatan kepada para orangtua untuk menyiapkan sekolah atau kuliah putra-putrinya pada tahun ajaran baru.
Cuti bersama juga diharapkan akan meningkatkan kegiatan pariwisata dalam negeri yang mempunyai dampak peningkatan ekonomi dalam negeri.
(Anton Suhartono)