Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Gangguan Sistem Garuda karena Sabotase Karyawan?

Hasan Kurniawan , Jurnalis-Kamis, 14 Juli 2011 |15:37 WIB
Gangguan Sistem Garuda karena Sabotase Karyawan?
A
A
A

JAKARTA- Gangguan sistem komputerisasi maskapai Garuda Indonesia di bandara Internasional Soekarno Hatta diduga karena sabotase karyawan. Informasi yang beredar menyebutkan, karyawan Garuda Indonesia sengaja melakukan hal itu sebagai buntut protes dari kekecewaan karyawan terhadap kesenjangan upah.

Hari ini, Kamis (14/7/2011), penumpang Garuda Indonesia menumpuk di terminal 2 F Bandara Soekarno Hatta. Penumpang yang ingin check-in mengalami gangguan komputer untuk memasukan data penumpang, down sejak pukul 10.00 WIB.

Hingga saat ini, belum ada keterangan resmi dari Garuda terkait permasalahan tersebut. Bahkan Juru bicara Garuda Indonesia, Pudjobroto, menurut Informasi sedang berada di luar kota.

“Sudah dua hari yang lalu, pak Pudjo ke luar kota,” kata seorang resepsionis kantor Garuda Indonesia yang ditemui okezone di bandara Soekarno Hatta.

Pesawat telepon Pudjo pun sulit untuk dihubungi wartawan.

Sementara itu, menurut orang dalam Garuda Indonesia yang tidak ingin disebutkan namanya, kemungkinan besar gangguan tersebut adalah sabotase dari karyawan. Ada kemungkinan hal itu adalah kekecewaan karyawan khususnya pilot-pilot lokal yang tidak terima dengan perbedaan gaji antara pilot lokal dengan pilot asing. “Dari kemarin memang ada kabar akan ada semacam aksi, “ kata sumber tersebut.

Diberitakan, PT Garuda Indonesia memang  mengklaim bahwa gaji pilot asing lebih tinggi dari pilot lokal. Hal ini karena pilot asing tidak ditanggung asuransi dan pensiunnya, berbeda dengan pilot lokal.

Direktur Utama Garuda Indonesia Emirsyah Satar, juga akan memberi kejelasan pada semua pihak yang berkepentingan, termasuk seluruh pilot Garuda untuk membahas masalah kesenjangan gaji tersebut.

Emir  juga menjanjikan bahwa kontrak pilot asing yang ada pada Garuda ini hanya bersifat sementara dan sudah akan selesai sebelum 2015.

Pilot-pilot lokal Garuda sebelumnya juga melakukan unjuk rasa dan mengancam mogok terbang jika permintaan mereka tidak dipenuhi dalam tempo dua minggu. Mereka meminta manajemen meningkatkan gaji mereka karena dianggap tidak sepadan dengan gaji pilot-pilot asing, termasuk dengan pemberian fasilitas-fasilitas khusus kepada mereka.

Gaji pokok kapten di Garuda yang baru diangkat sekira Rp33 juta ditambah Rp10 juta per bulan, tergantung jam terbang. Sedangkan gaji pokok pilot asing USD9.000 ditambah biaya akomodasi USD1.200. Saat ini, ada 700 pilot lokal yang berstatus tetap dan 100 orang pilot yang berstatus kontrak. Sementara tenaga kerja asing termasuk pilot dan first officer sekira 40 orang.

(Stefanus Yugo Hindarto)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement