BUKITTINGGI - Pencarian terhadap dua pendaki yang hilang di Gunung Marapi (2.891 mdpl), Sumatera Barat, hingga hari keenam ini belum membuahkan hasil. Meski jumlah petugas SAR terus bertambah, namun penyisiran di beberapa titik belum membuahkan hasil.
Dua pendaki tersebut ialah Abdul Hafiz (19), warga Banto Darano, Kecamatan Mandiangin Koto Selatan, Kota Bukittinggi dan Alfian (19), warga Tampunik, Kecamatan Tilatang, Kabupaten Agam.
Pada Sabtu pekan lalu, tim SAR menemukan titik terang keberadaan korban. Tim menemukan bungkus makanan yang baru dibuka. Diduga, bungkusan yang ditemukan di sekitar parak Rotan itu sisa makanan kedua pendaki tersebut. Namun pencarian di sekitar lokasi tidak membuahkan hasil.
Keluarga melakukan berbagai upaya untuk menemukan dua remaja itu. Seperti dilakukan Adri, paman Alfian, yang mencoba meminta bantuan paranormal. Meski demikian, usaha itu belum membuahkan hasil.
Sejak Selasa kemarin, jumlah relawan SAR terus bertambah, di antaranya dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Padang Panjang dan Polres Bukittinggi.
”Sampai kini belum dapat gambaran lokasi keberadaan dua pendaki yang hilang. Polri menurunkan personel secara bergantian untuk membantu mencari korban,” ujar Kapolsek IV Angkat Candung, AKP Rita Sunarya.
Tim SAR dibagi dalam berberapa kelompok. Tim pertama berangkat melalui Kacawali, Batu Sampik. Tim kedua dari berangkat dari Kacawali, Parak Rotan. Tim ketiga berangkat dari Simpang Padang Tinggi ke Gaduang Lareh. Tim keempat masuk dari Batu Jolong Pasangrahan ke Labuah Panjang. Jumlah petugas SAR yang terlibat sebanyak 140 orang.
Dua pendaki tersebut merupakan penjaga warnet di Kota Pekanbaru, Riau. Mereka mulai mendaki pada Selasa 19 Juni lalu melalui jalur yang tidak lazim, yaitu dari Lasi, Kecamatan Canduang, Kabupaten Agam. Akses pendakian Gunung Marapi yang biasa dan mudah dicapai sebenarnya melalui Kotobaru, Tanahdatar.
Kontak terakhir korban dengan keluarga melalui pesan singkat pada Rabu 20 Juni malam.
(Anton Suhartono)