Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

SBY: Mata Saya Sudah Bengkak Pak Antasari

Susi Fatimah , Jurnalis-Kamis, 16 Agustus 2012 |12:45 WIB
SBY: Mata Saya Sudah Bengkak Pak Antasari
Foto: Reuters
A
A
A

JAKARTA - Pertemuan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan sejumlah pejabat pada 9 Oktober 2008 ramai dibicarakan publik. Hal itu karena pernyataan dari mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Antasari Azhar. Pertemuan empat tahun lalu itu diduga membahas terkait pencairan dana bailout Bank Century.
 
Dalam transkrip yang diterima wartawan, pembicaraan antara SBY dengan Kapolri Bambang Hendarso Danuri, Jaksa Agung Hendarman Supandji, Ketua KPK Antasari Azhar dan Ketua BPK Anwar Nasution sama sekali tidak ada pembicaraan terkait bailout Bank Century, yang ada hanya pembicaraan terkait penanganan krisis 2008.
 
Bahkan Menteri Keuangan, Sri Mulyani dipanggil mendadak guna mengikuti pertemuan tersebut. "Bu Ani terpaksa kita panggil kembali. Beliau yang minta dipanggil. Mestinya masih ada urusan di Amerika, tapi dalam keadaan begini, tidak tega kalau beliau meninggalkan saya. Jadi sampai di Dubai langsung balik kanan," ujar SBY kala itu.
 
Kala itu situasi tengah krisis dan berbeda dengan ketika krisis di tahun 1998. Namun, kata SBY, tidak ada alasan untuk panik dan tidak bisa berpikir jernih dalam mengambil keputusan.
 
"Mengapa krisis di Indonesia sungguh severe waktu itu, ada misgovernance. Karena itulah bapak-bapak harus bekerja siang dan malam untuk itu. Ada corruption yang meluas, mendalam. Oleh karena itulah Pak Antasari bekerja siang malam sekarang. Ada krisis politik sebetulnya saat-saat akhir Pak Harto, terus akhirnya terjadi peristiwa Mei itu, dan seterusnya," ujar SBY.
 
"Minyak pun jatuh harganya di bawah 20 dolar per barrel. Kemudian terjadi El Nino, kekeringan panjang, susah. Nah, ditambah lagi the breakdown in public order dan terjadinya communal conflicts di Sampit, di Maluku, Maluku Utara, Poso, dan sebagainya. Ini potret dulu, pantas kalau krisis kita sungguh buruk," paparnya.
 
Sri Mulyani diminta oleh SBY untuk mengatasi defisit minyak."Nah, yang mesti kita perhatikan masalah defisit. Defisit ini, Bu Ani sedang melaksanakan exercise, kalau harga minyak sekarang asumsi 95 dolar, berapa. Tapi saya sudah minta tolong di-exercise kalau harga minyak 80 dolar," tuturnya.
 
SBY menyerukan kepada seluruh jajaran pemerintahan, termasuk daerah, agar efisiensi dilakukan. Pembatasan terhadap pembelanjaan yang konsumtif dapat ditunda.
 
"Jangan sampai yang kurang tidur Jakarta, nanti daerah-daerah business as usual, masih studi banding ke Hong Kong, gubernurnya masih liburan di Macau misalnya, wah ini kiamat negara kita. Mata saya sudah bengkak, Pak Antasari, ini akibat kurang tidur, mereka masih jalan-jalan gitu kan celaka nanti," kata SBY.

(Susi Fatimah)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement