JAKARTA - Sejumlah pimpinan buruh memenuhi undangan dialog dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Istana Negara hari ini, Senin (29/4/2013). Namun, pertemuan itu tak menyurutkan niat buruh untuk menggelar aksi unjuk rasa peringatan Hari Buruh se-dunia (May day) pada 1 Mei mendatang.
"Kami tetap aksi. Akan ada 150 ribu buruh aksi di Jabodetabek dengan titik di Istana, DPR dan kementrian-kementrian terkait," kata Presiden Konfederansi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Said Iqbal di kantor Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, Senin (29/4/2013).
Said juga menegaskan bahwa pihaknya tidak akan layu setelah melakukan pertemuan dengan SBY sore tadi. Namun, dia sepakat dengan SBY, bahwa unjuk rasa tidak perlu anarkis dan merugikan orang lain.
"Bahwa kami tidak akan mengurangi frekuensi dan tensi perjuangan kami, tidak anarkis dan tetap tertib," ujarnya.
Sementara itu, di tempat yang sama, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Muhaimin Iskandar mengatakan, bahwa Presiden SBY mengajak para pimpinan buruh itu untuk bersama-sama melakukan kunjungan kerja ke PT Maspion dan PT Unilever di Surabaya, Jawa Timur, pada 1 Mei mendatang.
"Presiden juga mengundang teman-teman ini untuk ikut, kalau tidak turun demo ke lapangan," kata Muhaimin sambil tersenyum.
Namun tawaran Muhaimin itu sontak ditolak oleh para pimpinan buruh itu. "Kami tetap turun demo ke lapangan," tegas salah satu pimpinan buruh.
Dalam pertemuan tersebut SBY didampingi oleh Wakil Presiden Boediono, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar beserta jajaran menteri terkait.
Sementara petinggi buruh yang hadir antara lain Said Iqbal dari KSPI, Andi Gani Nua Wea dari MPBI, Saiful Bahri dari SARBUMUSI, Neneng Elitos dari KASPI, dan Latif dari Serikat Pekerja BUMN.
(Tri Kurniawan)