Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Change.org Gagas Pendirian Komnas Hewan

Fiddy Anggriawan , Jurnalis-Senin, 29 Juli 2013 |19:40 WIB
Change.org Gagas Pendirian Komnas Hewan
Ilustrasi (Dok Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Maraknya penyiksaan hewan seperti pembantaian gajah di Aceh dan Harimau Sumatera yang kurus kering di Kebun Binatang Surabaya mendorong komunitas Change.org untuk mengagas pembentukan Komisi Nasional (Komnas) Hewan.
 
Pecinta hewan, Aulia Ferizal memaparkan penemuan bangkai gajah pada Minggu 16 Juli 2013 malam, berawal dari informasi warga tentang adanya pembantaian gajah di Desa Ranto Sabon, Kecamatan Sampoinet, Aceh Jaya.
 
"Saat itu kita langsung menuju tempat kejadian perkara. Namun, sebelum sampai TKP Papa Genk di bunuh baunya sudah tercium. Sampai di TKP kondisinya sudah sangat memprihatinkan dan sampai menangis melihat hewan dibantai oleh manusia," ungkap Aulia dalam diskusi di Teras Kita, Jakarta, Senin (29/7/2013).
 
Awalnya Aulia tidak menyangka petisi untuk mengungkap kematian gajah “Papa Genk” akan direspons banyak orang. "Setelah mengambil gambar dan video kita langsung balik ke Banda Aceh. Saat dijadikan petisi, Alhamdulillah direspons baik oleh masyarakat," sambungnya.
 
Sementara itu pecinta hewan lainnya Dian Paramita juga memaparkan adanya kondisi hewan yang sangat memprihatinkan di Kebun Binatang Surabaya tempat dipeliharanya Harimau Sumatera Betina "Melisa" yang kurus kering. "Awalnya saya mendapat foto dari kawan melalui jejaring sosial. Kemudian saya memutuskan membuat petisi untuk mencari dukungan masyarakat," kata Dian.
 
Dua kasus di atas mendukung mereka untuk menemui Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan. Keduanya pun difasilitasi change.org untuk bertemu sang menteri. Namun, yang disayangkan pertemuan itu tidak sesuai dengan harapan kedua pecinta hewan tersebut.
 
"Kami berterima kasih juga, namun hingga kini respon Menteri Kehutanan masih kurang jelas. Tapi, faktanya sudah satu minggu lebih kita tidak dapat jawaban yang pasti dari beliau. Sempat kecewa tapi mau bagaimana?" keluh Aulia.
 
Sedangkan, Dian merasa Menhut terlalu banyak alasan saat dimintai penjelasan mengenai kondisi "Melisa" yang ada di Kebun Binatang Surabaya. "Saat saya ke Menhut, banyak alasan yang dipaparkan apakah itu ada atau tidak? Dikatakan daging Melani berformalin dan lain-lain. Saat mengajukan Komnas Hewan, tapi beliau tidak merespon petisi tersebut. Saya tahu itu bukan kebijakan beliau tp itu kebijakan SBY," jelas Dian.
 
"Kita sama sekali tidak puas setelah bertemu Menhut. Saya menganggap sudah tidak bisa kerja sama dengan beliau karena dia sudah menutup diri," sambungnya.
 
Dian dan Aulia berharap segera dibentuk Komnas Hewan dan langkah pertama ialah mengumpulkan suara untuk mendukung adanya badan independen yang menangani kasus kriminal kepada hewan.
 
"Kemudian, merancang kebijakan standarisasi kebun binatang dan peternakan.
Kalau ada lembaga independen, masyarakat akan percaya dengan penyelamatan hewan," tuntas Dian.

(Muhammad Saifullah )

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement