Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Gelar Pekan Kondom Nasional, Menkes Gagal Paham

Bagus Santosa , Jurnalis-Selasa, 03 Desember 2013 |13:45 WIB
Gelar Pekan Kondom Nasional, Menkes Gagal Paham
Poempida Hidayatullah (Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Anggota Komisi IX dari Fraksi Golkar, Poempida Hidayatullah, menilai, Pekan Kondom Nasional merupakan program yang jauh dari adat ketimuran yang dikenal di Indonesia.
 
"Kalau Kemenkes lanjut terus dengan program tersebut ya berarti memang Kemenkes sudah hilang sensitivitas adat dan gagal memahami budaya Indonesia dengan baik," kata Poempida dalam pesan singkatnya kepada wartawan, Jakarta, Selasa (3/12/2013).
 
Menurut Poempida, ada cara yang lebih baik dalam menyosialisasikan HIV/AIDS dibandingkan membagikan kondom gratis kepada masyarakat. Dia menekankan dengan
melakukan edukasi atau sosialisasi dalam konteks pencegahan AIDS/HIV yang berbasis pendidikan moral, serta menjunjung adat ketimuran yang sudah mulai pudar.
 
"Kok ada nama suatu kegiatan nasional memakai kata kondom? Apa tidak ada bahasa yang lebih baik lagi dalam konteks masalah penanggulangan HIV/AIDS sekali pun," katanya.
 
Poempida menilai program tersebut hanya bersifat seremonial yang tidak memberikan makna apa-apa. "Mengapa malah kondomnya yang ditekankan mengapa tidak ditekankan seperti misalnya Pekan Generasi Bebas HIV/AIDS?" tanya Poempida.
 
Poempida mencium program tersebut merupakan program pesanan dari perusahaan kondom yang ada di Indonesia, pasalnya perusahaan tersebut mensponsori program tersebut.
 
"Pertanyaannya apakah kondom memang satu-satunya cara atau obat untuk memberantas HIV/AIDS? Jadi sangat tidak kontekstual dan terkesan penuh dengan pesan sponsor pabrik kondom," tegasnya.
 
Lebih jauh, Poempida mengatakan pihaknya akan minta keterangan Menteri Kesehatan (Menkes) Nafsiah Mboi untuk pertanggungjawaban program ini. Pertanggungjawaban ini, sambungnya, lebih menitikberatkan soal dana yang digunakan dalam program tersebut.
 
"Ini kan menyangkut dana yang dipakai juga," tegasnya.
 

(Susi Fatimah)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement