JAKARTA - Ketua Umum PBNU Said Aqil Siraj mengusulkan kepada Presiden Joko Widodo agar Hari Santri dilaksanakan pada 22 Oktober. Dia mengaku punya alasan sendiri kenapa tanggal tersebut diambil.
“Karena Kiai Hasyim Asy'ari pada saat itu mengeluarkan resolusi jihad agar para santri dan kiai siap perang dan menyambut kedatangan sekutu,” kata Said saat ditemui di Gedung PBNU, Kramat Raya, Jakarta, Minggu (2/11/2014).
Hal tersebut terjadi usai Komandan Netherlands Indies Civil Administration (NICA), Brigjend Mallaby, tewas akibat bom yang dipasang oleh salah seorang santri Tebu Ireng Jombang.
“Nama santri tersebut adalah Arun, dan meninggal karena sahid disebabkan larinya kurang jauh. Dia (Arun) dekat situ ingin melihat hasilnya," tuturnya.
Sedangkan kenapa bukan satu Muharam, Ketua PBNU memiliki alasan sendiri. "Satu Muharam merupakan awal tahun hijriah, dan milik orang Islam semua,” tandasnya.
(Kemas Irawan Nurrachman)