MOSKOW – Presiden Rusia Vladimir Putin memberikan amnesti terhadap dua orang perempuan yang dihukum penjara karena dianggap berkhianat pada negara. Kedua perempuan itu mengirimkan pesan singkat kepada kerabatnya di Georgia mengenai pergerakan militer Rusia pada malam jelang perang sembilan tahun silam.
Dua surat perintah diterbitkan oleh Istana Kepresidenan Kremlin yang ditujukan kepada Annik Kesyan dan Marina Dzhandzhgava. Keduanya tidak perlu menyelesaikan hukuman penjara yang dijatuhkan. Dalam surat disebutkan bahwa grasi diberikan atas pertimbangan kemanusiaan.
Diwartakan Reuters, Minggu (30/7/2017), Kesyan dan Dzhandzhgava terbukti berkhianat kepada negara karena memberitahukan pergerakan peralatan perang militer Rusia di dekat perbatasan dengan Georgia. Kesyan divonis hukuman delapan tahun, sementara Dzhandzhgava dihukum 12 tahun penjara.
Sebelumnya, Presiden Putin juga memberi ampunan kepada perempuan ketiga, Oksana Sevastidi, yang juga terjerat kasus serupa pada Maret 2017. Hukuman kepada ketiga perempuan itu dikutuk keras oleh kelompok-kelompok pembela hak asasi manusia (HAM).
Team 29, sekelompok pengacara pembela terdakwa, menerangkan bahwa Kesyan menulis pesan kepada rekannya pada April 2008 yang mengatakan militer Rusia sudah bergerak. Ia mengirimkan jawaban atas pertanyaan seorang rekannya mengenai apakah kendaraan lapis baja Negeri Beruang Merah sudah meluncur di Sochi atau belum.
Sementara Dzhandzhgava dituduh berkhianat karena mengirim pesan bernada serupa. Ia memberitahukan pergerakan satu rangkaian kereta yang membawa pasukan Rusia kepada rekannya di Georgia.
(Wikanto Arungbudoyo)