"Apakah Perempuan Sudah Bebas dari Penindasan?"

Iman Herdiana, Jurnalis
Selasa 08 Maret 2011 11:28 WIB
Demonstrasi ratusan buruh perempuan di Gedung Sate, Bandung, Jabar. (Foto: okezone)
Share :

BANDUNG - Hari Perempuan Sedunia diwarnai aksi unjuk rasa oleh ratusan buruh dari Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI) Kota Cimahi, Jawa Barat.

Mereka menyatroni kantor pemerintah provinsi atau Gedung Sate di Jalan Diponegoro, menuntut pembebasan kaum perempuan dari segala bentuk penindasan.

Para demonstran yang mengenakan kaos merah itu meneriakkan yel-yel antipenindasan sambil mengusung tema Tak Ada Pembebasan Perempuan Tanpa Pembebasan Rakyat!. Mereka juga mengusung spanduk, salah satunya bertuliskan Berikan Jaminan Kesehatan dan Pendidikan Untuk Rakyat.

Koordinator aksi KASBI, Srinarti, mengatakan sudah 100 tahun kaum perempuan memeringati Hari Perempuan. Faktanya, perempuan masih menghadapi Undang-undang ketenagakerjaan yang diskriminatif, upah rendah, pelecehan seksual, cuti haid dan hamil yang tidak diberikan, kekerasan fisik dan verbal, dan pelarangan membuat serikat buruh.

“100 tahun kita memeringati hari ini, apakah perempuan sudah terbebaskan dari penindasan?” tegas Srinarti, saat aksi, Selasa (8/3/2011).

Dia menjelaskan, penindasan perempuan terjadi akibat sistim ekonomi yang menenindas. Maka, kata dia, aksi ini menuntut supaya sistem pemutusan hubungan kerja (PHK) dan sistem kontrak (outsourching) dihilangkan, serta pemberian upah layak, pemberian cuti haid dan melahirkan, penghentian kekerasan dan diskriminasi, dan pendidikan gratis.

“Sudah saatnya kita memimpin, SBY-Boediono gagal mensejahterakan rakyat,” tandasnya. (ton)

(Hariyanto Kurniawan)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya