JAKARTA- Pemerintah berencana akan menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi pada awal bulan April. Kenaikan tersebut juga akan diiringi dengan Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) sebesar Rp 150 ribu per bulan yang akan dibagikan selama sembilan kepada masyarakat miskin sebagai bentuk kompensasi pemerintah.
Terkait hal itu, Koordinator Gerakan Rakyat Purwakarta, Firmansyah mengatakan BLSM tidak akan memberikan kesejahteraan kepada masyarakat miskin. Bila tidak ada pendampingan pemerintah dalam pemberian BLSM justru akan meningkatkan angka kemiskinan di Indonesia.
Firman menjelaskan, uang sebesar Rp 150 ribu tersebut tidak cukup untuk membiayai kebutuhan pokok bagi satu keluarga miskin selama satu bulan penuh akibat kenaikan bahan pokok dari efek kenaikan harga konsumsi BBM tersebut.
"Uang Rp 150 ribu dari BLSM atau BLT itu tidak sesuai dengan belanja pokok masyarakat, Itu sangat jauh dari yang dibilang cukup, uang segitu buat seminggu juga kurang, kita tahu dan sadar dengan kondisi yang sekarang ini di mana konsumsi kebutuhan pokok masyarakat juga meningkat," kata Firman saat dihubungi wartawan melalui sambungan teleponnya di Jakarta, Minggu (25/3/2012).
Firman berharap, pemerintah dapat mengkaji ulang terkait anggaran yang akan diberikan kepada masyarakat dalam program BLSM tersebut, agar masyarakat bisa mendapatkan pemenuhan kehidupan yang layak dari dana kompensasi kenaikan BBM itu. "Pemerintah harus memberikan porsi yang tepat dalam pemberian dana BLSM itu, jangan sampai masyarakat jadi tambah miskin dengan kenaikan harga BBM ini," terangnya.
Pemerintah, kata Firman, juga harus lebih cerdas dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat untuk ke depannya. Jangan sampai setelah pemberian dana BLSM tersebut masyarakat dilepas, sehingga tidak memiliki pendapatan lain yang berefek kepada tingkat kemiskinan masyarakat Indonesia yang semakin meningkat.
"Pemerintah harus lebih cerdas dalam pembinaan masyarakat dalam prospek jangka panjang, agar kehidupan masyarakat bisa terjamin setelah pemberian BLSM ini selesai selama sembilan bulan nanti," katanya.
(Stefanus Yugo Hindarto)