SOLO- Keraton Solo dalam waktu dekat akan membuka perwakilan di Malaysia. Ini menyikapi banyaknya kasus jual beli gelar oleh dua perusahaan yang mengatasnamakan Keraton Solo.
Pangageng Parentah Keraton Kasunanan Surakarta, Kanjeng Pangeran (KP) Edi Wirabumi, mengatakan, keputusan itu didasari desakan pihak keluarga besar Keraton, baik yang ada di Malaysia maupun Indonesia.
Terlebih usulan itu telah mendapatkan persetujuan dari Raja Keraton Kasunanan Surakarta Paku Buwono ke XIII.
"Raja telah menyetujui membuka perwakilan resmi di Malaysia. Ini untuk mengantisipasi banyaknya penyelewengan di Malaysia, salah satunya jual beli gelar. Apalagi di Malaysia, ada dua perusahaan yang terang-terangan memakai nama Keraton. Satunya PT Keraton Solo yang sudah berjalan 5 tahun dan PT Keraton Surakarta yang baru berjalan 2 bulan," kata KP Edi Wirabumi saat dihubungi Okezone, Jumat (25/1/2013).
Saat ini, lanjut Edi, Keaton Solo masih mencoba menjajaki untuk berkomunikasi dengan Kedutaan Besar Malaysia yang ada di Indonesia, sehingga belum bisa memastikan perwakilan Keraton di Malaysia nantinya berada di negara bagian mana di Malaysia sana.
“Sebenarnya kerja sama antar dua Kerajaan bukan barang baru. Saat PB ke XII, kami juga sudah menjalin komunikasi. Nanti kami juga komunikasi dengan Yang Dipertuan Agung agar semuanya tidak ada kesalahpahaman," tuturnya.
Selain melakukan komunikasi dengan kedutaan besar serta Raja Malaysia, keraton saat ini sedang mempersiapkan sejumlah sarana prasarana untuk kantor perwakilan.
“Biar semuannya siap, infrastruktur semua harus siap sebelum keputusan. Kita harus memiliki kantor perwakilan di Malaysia, agar tidak ada penyelewengan lagi," ungkapnya.
Selain Malaysia, lanjut Edi, Keraton Solo juga berencana menjajaki membuka perwakilan di negara lainnya, termasuk membuka perwakilan di Inggris dan di Negeri Matahari terbit, Jepang.
Dia mengklaim, keberadaan kantor perwakilan diharapkan mampu menangkal praktik pencatutan nama Keraton Solo oleh sejumlah pihak dari luar keraton. Pasalnya, beberapa waktu lalu dugaan praktik jual-beli gelar dengan mengatasnamakan Keraton Solo di Malaysia terbongkar.
(Kemas Irawan Nurrachman)