JAKARTA - Jumpa pers Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terkait simpang siur alasan Yenny Wahid batal masuk ke Partai Demokrat yang digelar di Kantor Presiden, Komplek Istana Kepresidenan pada Rabu, 17 April malam lalu menuai kecaman dari masyarakat.
SBY dinilai tidak bisa menempatkan posisi ketika sebagai kepala negara dan ketua umum partai. Kantor Presiden dinilai tidak pantas dijadikan tempat untuk membahas partai.
Menanggapi pemberitaan tersebut, Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Politik, Daniel Sparingga, mencoba meluruskan. Daniel menjelaskan bahwa Presiden SBY perlu menyampaikan kepada publik mengenai informasi yang simpang siur terkait posisi Wakil Ketua Umum Partai Demokrat yang ditawarkan kepada putri sulung Gus Dur itu. Padahal, tidak ada pembicaraan terkait posisi itu.
"Ada kesan telah terjadinya pengingkaran kepada sebuah janji yang sebenarnya tidak pernah ada," ujar Daniel dalam pesan singkatnya kepada wartawan, Jumat (19/4/2013).
Lebih lanjut Daniel mengatakan bahwa jumpa pers itu sebagai bentuk penegasan sikap hormat SBY pada niat baik Yenny untuk memajukan Indonesia atas dasar ikatan dualisme yang mengikat persahabatan diantara kedua belah pihak, yakni Yenny dan SBY. "Ini sama sekali bukan soal partai atau politik," kata Daniel.
Selain itu, lanjutnya, Presiden SBY juga menaruh harapan yang besar agar Yenny dapat terus berkiprah dalam perjuangan politiknya dan mengilhami, termasuk kalangan perempuan pada khususnya.
(Rizka Diputra)