KEP. SULA - Seorang warga kritis terkena sabetan senjata tajam saat bentrokan dengan pegawai negeri sipil yang mendukung pendeklarasian Ahmad Hidayat Mus sebagai calon Gubernur Maluku Utara.
Korban langsung dilarikan ke rumah sakit untuk mendapat perawatan medis. Namun hingga kini belum diketahui identitas korban.
Peristiwa itu terjadi saat ribuan warga menolak pendeklarasian calon asal petahana tersebut. Massa menilai selama kepemimpinannya selama dua periode sebagai Bupati Kepulauan Sula, Ahmad Hidayat Mus tidak membawa kebaikan buat rakyat.
Politisi Partai Golkar itu banyak mengingkari janji, seperti tidak terealisainya fasilitas pendidikan gratis, kesehatan gratis dan listrik gratis. Tidak hanya itu, Hidayat Mus juga terjerat sejumlah kasus dugaan korupsi APBD yang merugikan negara sekira Rp338 miliar.
Ketua DPD I Partai Golkar itu juga dikenal sebagai pejabat yang malas ngantor. Selama kepemimpinan periode 2005-2010, Hidayat berada di kantor hanya 358 hari sedangkan sisanya tidak berada di tempat.
Aksi ribuan warga itu juga membuat para orator deklarsi Ahmad Hidayat dan Hasan Doa pontang-panting berlarian karena dilempari batu. Mereka adalah Ridwan Sahlan mantan Wakil Bupati Sula; Ismal Kharie, Sekretaris DPD Golkar Sula; dan sejumlah politikus lainnya.
Mereka melarikan diri menggunakan long boat karena jalan keluar dari lokasi deklarasi diblokir dan warga. Sementara itu, Ahmad Hidayat tidak terlihat dalam acara pendeklarasian dirinya sebagai calon Gubernur Maluku Utara.
Massa akhirnya merusak panggung, sound system, kursi, meja, sejumlah baliho dan bendera Partai Golkar dan PPP yang merupakan pengusung pasangan tersebut.
Setibanya di lokasi personel Polres Sula hanya menemukan puing-puing bekas amukan massa. Kapolres Kabupaten Kep. Sula, AKBP Hadi Widyono saat dihubungi mengatakan, pendeklarasian tersebut ilegal. “Mereka tidak menyampaikan izin atau pemberitahuan tertulis ke kami,” ujar Hadi.
(Risna Nur Rahayu)