PADANG PARIAMAN - Siapa sangka hewan liar bisa dilatih untuk membantu petani. Di Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, seekor monyet berekor pendek atau biasa disebut beruk dilatih menjadi pekerja pemetik buah kelapa.
Beruk tersebut dilatih kemudian dijual kepada siapa saja yang membutuhkan jasanya. Pelatihan beruk di Padang Pariaman sudah berlangsung sejak puluhan tahun lalu.
Pemandangan tersebut dilihat di pasar ternak di Sungai Sariak. Di pasar tersebut, puluhan ekor beruk diperjualbelikan, mulai dari yang berumur dua hingga 10 tahun.
Beruk-beruk tersebut dimanfaatkan oleh masyarakat setempat untuk memanjat dan memetik kelapa. Di Padang Pariaman banyak terdapat perkebunan kelapa yang karakter pohonnya vertikal atau tegak lurus tidak diagonal atau agak landai. Kondisi pohon seperti itu berbahaya bila dipanjat manusia.
Harga beruk yang dijual di pasar tersebut beragam, tergantung tingkat kelihaian, termasuk kemampuannya memutar kelapa. Harganya dipatok mulai Rp200 ribu hingga jutaan rupiah.
Biasanya beruk betina yang paling dicari. Selain usianya bisa lebih panjang, beruk betina juga penurut meski usianya sudah tua.
Setelah dibeli, beruk tersebut masih harus dilatih lagi. Di sana ada seorang pelatih terkenal bernama Masrizal yang sudah belasan tahun melakoni pekerjaan tersebut.
Masrizal mengungkapkan, melatih beruk merupakan usaha turun temurun keluarganya. Dia bisa melatih seekor beruk hingga terampil dalam waktu dua sampai enam bulan.
Hal yang paling sulit, kata dia, mengajarkan beruk untuk membedakan antara kepala tua dan muda. Dalam satu hari, beruk yang dilatih Masrizal bisa memetik antara 400 dan 1.000 kelapa.
Masyarakat jadi terbantu dengan kehadiran hewan yang umumnya dianggap sebagai hama oleh para petani itu. Kalau tidak membeli, warga bisa menyewanya. Setiap buah kelapa yang dipetik biaya jasanya Rp200.
(Anton Suhartono)