Ibu-Ibu Rela Antre Berjam-jam demi Air Sisa Cucian Gong Sekati

Miftahudin, Jurnalis
Jum'at 10 Januari 2014 22:16 WIB
Share :

CIREBON - Ritual pencucian Gong Sekati yang dilakukan di Keraton Kanoman Cirebon, Jawa Barat, diwarnai kericuhan, Jumat (10/1/2014).

Ratusan warga berebut air kembang bekas mencuci gong. Meski air tersebut kotor, namun mereka meyakini ada khasiatnya, yakni menyembuhkan penyakit, memberikan keselamatan, dan menyuburkan persawahan.

Abdi dalem keraton dan polisi yang menjaga jalannya ritual sempat kewalahan menghadapi warga yang merangsek ke lokasi acara.

Warga, yang didominasi para ibu rumah tangga, rela menunggu berjam-jam hingga seluruh prosesi pencucian gong dan peralatan gamelan milik Keraton Kanoman selesai.

Surtini, seorang warga Cirebon, mengaku puas bisa mendapat sisa air cucian tersebut, meski hanya sedikit. Air itu akan dibawa pulang untuk disiram ke sawahnya.

Prosesi ritual Nyiram Gong Sekati dilakukan setahun sekali, yakni di bulan maulud atau Rabiul Awal.

Acara dimulai dengan iring-iringan abdi dalem keraton yang membawa gong dan bebagai gamelan peninggalan Wali Songo menuju pinggir langgar alit.

Setelah pembacaan doa yang dipimpin sesepuh keraton, proses penyiraman dimulai. Airnya diambil dari sumur tujuh yang telah dicampur dengan kembang tujuh rupa, ijuk kelapa, dan debu batubata.

Gong Sekati dan seperangkat alat gamelan itu merupakan peninggalan Ratu Ayu, putri Sunan Gunung Jati. Ratu Ayu mendapat warisan dari almarhum suaminya, yakni Dipati Unus yang bergelar Sultan Demak II.

Gamelan dan gong itu digunakan oleh Sunan Gunung Jati sebagai sarana menyiarkan Islam.

(Anton Suhartono)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya