Pemandian Gong Kyai Pradah di Blitar Ricuh

Robby Ridwan, Jurnalis
Rabu 15 Januari 2014 16:03 WIB
Share :

BLITAR - Aksi rebutan tumpeng dan air pemandian gong Kyai Pradah di Lapangan Ludoya, Kecamatan Sutojayan, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, berlangsung ricuh. Seorang lansia pingsan karena terinjak-injak, dan seorang anak perempuan menangis lantaran terjepit saat diajak ibunya berebut tumpeng.

Berdasarkan pantauan, lansia bernama Supandi yang sudah berusia 70 tahun jatuh pingsan karena tidak kuat menahan desakan dari warga lain. Panitia langsung  mengevakuasi Supandi yang sudah berada di lokasi sejak kemarin. Dia menyakini, tumpeng dan air pemandian gong tersebut bisa menyembuhkan penyakit yang dideritanya.

Hal serupa juga dialami putri dari Katminiasih. Dia mengaku terpaksa mengajak putrinya berebut tumpeng karena tidak ada yang menjaganya di rumah. “Penyakit akan sembuh bila makan dari tumpeng hajantan gong Kyai Pradah,” ujar Katminiasih, Rabu (15/1/2014).

Tidak hanya tumpeng, air yang digunakan untuk membasuh gong pun jadi rebutan warga. Dengan berbagai alat, warga berusaha mendapatkan air tersebut dengan menggunakan ember dan botol air mineral. Warga meyakini, air dan sisa-sisa bunga yang digunakan untuk memandikan gong bisa membuat seseorang awet muda dan panjang umur.

Sementara itu, Bupati Blitar, Herry Nugroho, mengatakan acara pemandian gong salah satu bentuk wisata di kabupaten tersebut. Dia juga meyakini, pemandian gong setiap bulan maulud bisa menolak bala atau petaka bagi warga.

Sebelum dimandikan, gong diarak keliling Lapangan Ludoyo dengan diiringi kesenian jaranan. Gong Kyai Pradah merupakan pusaka Randen Mas Said atau Pangeran Mangkunegoro I dari Kertosuro.

(Risna Nur Rahayu)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya