SOLO - Hujan abu vulkanik bercampur pasir dari erupsi Gunung Kelud sampai ke Kota Karanganyar, Solo dan Klaten, Jawa Tengah. Hujan abu vulkanik bercampu pasir hingga saat ini masih terus terjadi.
Tebalanya abu vulkanik hingga menutupi permukaan jalan dan atap genting rumah warga. Warga yang ingin beraktivitas di luar rumah harus menggunakan payung dan masker.
Bila tidak, abu vulkanik bisa mengganggu pernapasan dan pandangan mata. Bahkan, seorang warga Karanganyar, Dian mengatakan, abu vulkanik membuat jarak pandang terbatas atau hanya sekira tiga meter.
"Erupsi gunung Kelud ini luar biasa dasyatnya. Erupsi Gunung Merapi saja biar abunya juga sampai Karanganyar, tapi tidak begitu tebal banget. Ini selain tebal, matahari yang biasannya sudah bersinar, ini belum kelihatan," kata Dian, warga Perum Jaten Permai, Karanganyar, Jumat (14/2/2014).
Warga di Kota Solo juga mendengar dentuman keras dari Gunung Kelud. Awalnya warga tidak mengira bila suara keras seperti tanda turun hujan tersebut berasal dari Gunung Kelud.
Warga baru menyadari bila suara tersebut berasal dari Gunung Kelud, karena gemuruhnya tak berhenti-henti sejak pukul 22.50 WIB hingga pukul 01.30 WIB.
"Takut, suaranya seperti raksaksa yang berjalan di atas awan. Kaca-kaca rumah sampai bergetar. Saya kira akan turun hujan. Tapi kok suaranya aneh, dan baru sadar kalau itu erupsi karena suaranya tidak putus-putus," jelas warga lainnya, Pius.
(Tri Kurniawan)