BLITAR - Masyarakat Kabupaten Blitar dan Kediri diresahkan beredarnya pesan pendek (SMS) dan Blackberry Messanger (BBM) terkait aktivitas Gunung Kelud. Dalam pesan singkat itu dikatakan bahwa Kelud akan kembali menggelar pesta.
"Hajat", bagi sebagian masyarakat pedesaan diterjemahkan sebagai bala atau bencana. Lebih rasional ditafsirkan Kelud kembali beraktivitas dan hendak meletus lagi.
Sementara seperti diketahui, erupsi yang terjadi 13 Februari membuat warga Blitar, terutama Kediri dan Malang kalang kabut. Tidak hanya hujan abu dan kerikil, semburan material vulkanik telah mengakibatkan kerusakan di mana-mana.
Bahkan, pencabutan status tanggap darurat Kelud oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur baru beberapa hari dilakukan. "SMS-nya baru saya terima semalam. Saya menerima dari salah seorang kerabat yang katanya dari nomor yang tidak dikenal," tutur Etik, warga Desa Karanggayam, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar, Kamis (20/3/2014).
Seolah dipersonifikasikan sebagai manusia, dalam SMS itu dijelaskan bahwa Gunung Kelud hendak ngunduh mantu. Menurut SMS tersebut, kabar hajat menantu tersebut disampaikan sembilan orang berpakaian jubah berwarna putih putih.
Bahwa sesuai pasaran Jawa, hari Jumat 21 Maret besok merupakan Jumat Wage. Hari pasaran Jawa yang sama dengan peristiwa erupsi Kelud pada 13 Februari lalu.
Dan untuk menangkal malapetaka itu, masih dalam SMS, pengasuh Pondok Pesantren Mantenan Udanawu, Kabupaten Blitar meminta sedikitnya 2 ribu warga untuk memasang ketupat berisi jahe, kencur, kunyit, kunci, dlingo dan bawang.
Ketupat yang tak lazim tersebut dipasang bersama cok bakal (sesaji) telur ayam di atas masing masing pintu rumah warga. "Paling bawah dari SMS tertulis nama Huda Sukosari dan meminta untuk menyebarkan smsnya. Karena hal ini dikatakan fakta dan penting, "jelasnya.
Meski berusaha untuk tidak mempercayai, bagi Etik pesan pendek tersebut cukup meresahkan. Sebab tidak sedikit warga, terutama yang tua ribut membuat ketupat sesaji seperti yang disampaikan dalam SMS.
Hal senada juga dialami Budi warga Wates, Kabupaten Kediri. Setelah menerima pesan pendek yang isinya serupa, dirinya langsung memberitahu kepada seluruh kerabatnya. "Sebab kita juga khawatir jangan jangan peringatan yang diberikan itu benar. Meskipun secara ilmiah disampaikan erupsi kelud sudah selesai, " ujarnya.
(Dede Suryana)