DEPOK - Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail memantau pelaksanaan Ujian Nasional (UN) tingkat SMA sederajat di SMAN 1 Depok. Usai selesai mengerjakan soal mata pelajaran Bahasa Indonesia, para pelajar curhat kepada Nur Mahmudi.
"Soalnya lumayan, Pak, mirip-mirip try out. Misalnya, ada teks dan cari kesimpulan, tetapi jawabannya dibuat terlalu mirip," ujar para siswa SMAN 1 Depok, Senin (14/4/2014).
Mendengar hal itu Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail mengatakan, banyak siswa menganggap pelajaran Bahasa Indonesia lebih mudah ketimbang Bahasa Inggris. Sehingga, nilai Bahasa Inggris biasanya jauh lebih tinggi.
"Kalau Bahasa Indonesia sulit, keterlaluan. Saya pun rasanya hanya dapat nilai 60," kata Nur Mahmudi sambil tertawa.
Intinya, kata Nur Mahmudi, pembuatan soal Bahasa Indonesia pasti menggunakan metodologi makro yang memang sengaja menghasilkan kemiripan. Seharusnya, para siswa meningkatkan kemampuan terhadap pemahaman soal.
"Semangat kita untuk memahami bahasa kita sendiri masih kurang. Kita kerap menganggap, 'Saya sudah bisa, saya mengerti, terus buat apa lagi?" Sampai-sampai Bahasa Inggris dianggap jauh lebih penting," tukasnya.
(Rifa Nadia Nurfuadah)