JAKARTA - Menteri diduga terlibat mencuri uang rakyat sebenarnya bukan kabar baru. Era Presiden Abdurrahman Wahid, isu menteri korupsi sudah muncul, namun tanpa tindaklanjut penegak hukum.
Dilansir Wikipedia, pada 2000, Abdurrahman Wahid memecat Jusuf Kalla dari kursi Menteri Perindustrian dan Perdagangan. Tak hanya JK, Gus Dur juga mendepak Laksamana Sukardi dari kursi Menteri Negara BUMN.
Alasan yang diberikan Gus Dur adalah keduanya terlibat dalam kasus korupsi, meski tokoh Nahdlatul Ulama itu tidak pernah memberikan bukti yang kuat.
Langkah Gus Dur memecat JK dan Sukardi memperburuk hubungannya dengan Partai Golkar dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Berita pembantu presiden diduga korupsi kembali ramai di bawah kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Bedanya dengan Gus Dur, SBY tak memecat menterinya yang diduga korupsi meski sudah jadi tersangka.
SBY tampaknya lebih memilih berdiam diri sambil berharap menteri yang berkasus sadar diri untuk mundur.
Hingga saat ini, tercatat sudah ada dua menteri SBY yang tersangkut korupsi yakni Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng dan Menteri Agama Suryadharma Ali.
Andi resmi mengundurkan diri dari jabatannya pada 7 Desember 2012 setelah ditetapkan sebagai tersangka korupsi dalam kasus proyek pusat olahraga Hambalang Bogor, Jawa Barat.
SBY menunjuk Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono untuk mengambil alih tugas Menpora. Setelah hampir setahun jadi tersangka, Andi akhirnya ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Kamis 22 Mei 2014, mungkin akan jadi hari terburuk bagi Suryadharma Ali (SDA). Menjelang Magrib, Juru Bicara KPK, Johan Budi mengumumkan jika SDA ditetapkan sebagai tersangka kasus penyelenggaran haji dan umrah.
Hingga 18 jam pascapenetapan SDA sebagai tersangka, SBY tak berkomentar. SDA juga tak mau langsung mundur dari jabatannya. Dia mengaku masih ingin mengurusi penyelenggaraan haji tahun ini.
"Apakah saya akan mundur? Saya belum berpikir ke arah sana," kata dia saat jumpa pers di Kantor Kemenag, Jakarta Pusat, Jumat (23/5/2014).
(Tri Kurniawan)