KAIRO - Kunjungan Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) John Kerry ke Mesir membawa pesan khusus untuk negara itu. Kunjungan ini dilakukan sebagai kekhawatiran AS terhadap Mesir dalam mengendalikan demonstrasi, yang tertuang dalam undang-undang baru.
“Kami prihatin terhadap beberapa taktik yang digunakan Mesir untuk mengatasi masalah keamanan mereka. Dalam beberapa hal, mereka meradikalisasi aspek-aspek dari masyarakat Mesir dan tidak mendukung stabilitas keamanan secara keseluruhan,” tutur juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Jen Psaki, seperti dikutip dari Middle East Online, Senin (23/6/2014).
Dalam kunjungannya, Kerry bersikeras akan menekan Presiden Mesir, Abdel Fattah al-Sisi, untuk menerapkan kebebasan berpolitik.
Psaki menambahkan, Kerry juga berencana membahas berbagai isu yang meliputi hubungan bilateral antara AS dan Mesir, isu-isu regional,hubungan Israel dan Palestina, serta ancaman ekstremis dan teror yang selama ini mereka hadapi.
Kerry pun akan melihat kembali aturan hukum yang diberlakukan Mesir jika mereka memang menginginkan adanya peningkatan hubungan bilateral dengan AS. Kerry merasa yakin, ini merupakan waktu yang tepat untuk memperluas kepentingan bersama antara AS dan Mesir.
Sebelumnya, Kerry datang selang sehari setelah Pengadilan Mesir memvonis hukuman mati kepada 183 kelompok Ikhwanul Muslimin, termasuk Mohamed Badie.(ang)