Bawaslu: Tak Ada Pemungutan Suara Ulang di Luar Negeri

JAKARTA - Anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Nelson Simanjuntak menegaskan bahwa semua mekanisme proses pemungutan suara di luar negeri sudah dilakukan sesuai aturan, termasuk di Tempat Pemungutan Suara Luar Negeri (TPSLN) di Hong Kong dan Malaysia yang sempat kisruh.

"Tidak, kami tidak rekomendasikan PSU (Pemungutan Suara Ulang), itu sudah sesuai peraturan dengan layak dan itulah yang bisa dilakukan PPLN di Hong Kong," ucapnya saat ditemui sebelum acara rekapitulasi suara luar negeri dibuka di Gedung KPU, Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Kamis (17/7/2014).

Tuduhan terjadinya pelanggaran itu lanjut Nelson, lantaran tudingan tidak tersalurkan sekira 100 pemilih di Hong Kong tidak terbukti karena pemilih tersebut datang setelah TPS ditutup.
 
"Mereka datang setelah penutupan suara dilakukan. Oleh karena itu memang tidak ada alasan tidak cukup alasan untuk mengatakan terjadinya pelanggaran, karena pemilih itu datang setelah penutupan pengumutan suara," jelasnya.

Untuk masalah yang muncul di Malaysia, Nelson yang saat itu hadir saat pemungutan suara Kuala Lumpur tidak melihat adanya pelanggaran.

"Di malaysia ada lima PPLN kalau tidak salah, khusus di Kuala Lumpur yang disebut saat proses ada kecurangan pas pengumutan suara. Saya hadir di situ, ada 58 TPS dibagi tiga tempat, satu di kedutaan, satu di sekolahan. Itu berjalan dengan baik," tegasnya.

Menanggapi tidak adanya PSU di luar negeri, Komisioner KPU, Arief Budiman menegaskan akan mengikuti keputusan tersebut, "Ya kalau sudah tidak ada PSU ya sudah kita rekap saja, semua sudah diselesaikan di sana (di luar negeri) pada saat itu sudah diselesaikan," tuntasnya.

Rekapitulasi bagi pemilih di luar negeri akan dimulai hari ini dan akan berlangsung sampai 18 Juli. Setelah selesai, maka hasil perolehan suara akan digabung dengan hasil rekapitulasi dalam negeri yang akan dilaksanakan pada 20-22 Juli.

(Rizka Diputra)