SIDOARJO - Aliran lumpur panas Lapindo di Sidoarjo, Jawa Timur, mengancam perjalanan kereta dan arus lalu lintas jalan raya. Pasalnya, aliran lumpur yang semula mengalir ke arah utara karena tanggulnya jebol, kini beralih ke barat yang berada di dekat rel dan jalan raya tersebut.
Kekhawatirkan lumpur akan mengganggu arus lalu lintas, diperparah dengan kondisi tanggul di titik 21 dan 71 yang kritis. Lumpur di tanggul yang berada sisi barat itu sudah mencapai bibir tanggul.
Sementara itu, peralihan aliran lumpur tersebut menyusul perbaikan tanggul 68 di sisi utara oleh tim Badan Penanggulangan Lumpur Sidaoarjo (BPLS). Peralihan aliran lumpur dari utara ke barat mulai berlangsung pagi tadi.
Menyikapi kondisi tanggul sisi barat yang kritis, korban lumpur Lapindo tidak mau tahu. Mereka tetap akan memblokade akses ke tanggul 21 dan melarang tim BPLS melakukan aktivitas penganggulan di tanggul yang kritis.
“Kami akan dengan suka rela membuka blokade dan memperbolehkan BPLS melakukan aktivitas, jika ganti rugi sebesar Rp780 miliar dibayar lunas oleh Lapindo,” ujar Juwito, salah satu korban lumpur Lapindo.
Korban lumpur pun mendesak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyelesaikan ganti rugi sebelum masa jabatannya berakhir.
(Risna Nur Rahayu)