Joko Widodo

Syukri Rahmatullah, Jurnalis
Senin 01 Desember 2014 20:08 WIB
Joko Widodo saat berkunjung ke Riau (foto: Antara)
Share :

JOKO WIDODO yang lahir pada tanggal 21 Juni 1961 merupakan pengusaha dan politisi Indonesia yang merupakan Presiden Indonesia tahun 2014. Sebelumnya ia menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta dan Wali Kota Solo periode 2005-2012.

Ia lebih dikenal dengan sebutan Jokowi. Keberhasilanya memimpin kota Surakarta membuatnya dicalonkan oleh PDI yang merupakan partai pengusungnya sebagai Calon Gubernur DKI Jakarta periode 2010-2015 karena dinilai memiliki kredibilitas dan kualitas untuk memimpin Jakarta.

Masa Kecil dan Keluarga

Joko Widodo merupakan putra dari pasangan Noto Mihardjo dan Sujatmi Notomiharjo. Noto Mihardjo bekerja sebagai seorang tukang kayu. Di masa kecilnya, kehidupan keluarga mereka kurang berada, sehingga mereka pernah mengalami penggusuran sebanyak tiga kali. Jokowi dipanggil dengan nama kecil Mulyono. Ia bersekolah di SDN 111 Tirtoyoso, sekolah yang murid-muridnya berasal dari kalangan menengah ke bawah. Menurut guru sekolah dasarnya, Jokowi telah memiliki jiwa kepemimpinan sejak SD.

Dengan kesulitan yang dialami, Jokowi kecil terpaksa berdagang, mengojek payung dan penjadi kuli panggul untuk membiayai keperluan sekolah dan uang jajannya. Setelah lulus, Jokowi melanjutkan pendidikannya ke SMP Negeri 1 Surakarta dan kemudian lanjut ke SMA Negeri 6 Surakarta. Tidak putus sampai disitu saja, Jokowi melanjutkan pendidikannya ke jejang tertinggi dengan masuk Universitas Gajah Mada dengan jurusan kehutanan.

Bisnis

Ilmu tentang struktur kayu, pemanfaatan dan teknologi yang didapat dari semasa kuliah menjadi modal Jokowi membuka usaha furniture. Walaupun sempat bekerja di BUMN, Jokowi memutuskan keluar dan memulai usahanya. Dan usahanya berkembang pesat, dan menjadikannya sebagai pengusaha furniture yang dikenal luas di Eropa. Dari pertemanannya dengan orang Francis bernama Micl Romaknan itu lah sapaan akrab "Jokowi" tersemat dalam dirinya.

KARIR POLITIK
Walikota Surakarta

Jokowi menjabat sebagai Walikota Solo selama dua periode. Pada periode kedua, ia terpilih dengan kemenangan mutlak yang melebihi 90% suara. Namun, periode kedua tidak diselesaikan karena ia diutus untuk mencalonkan diri menjadi gubernur Jakarta. Selama menjawab sebagai Walikota, ia didampingi oleh wakil walikota bernama FX. Hadi Rudyatmo. Jokowi terkenal dengan kolaborasinya yang kerap menggaet kalangan non-muslim saat memerintah suatu daerah, termasuk ketika ia memilih Ahok untuk menjadi wakilnya di pencalonan Gubernur Jakarta.

Jabatan sebagai Walikota Solo mengawali kesuksesan kiprahnya di dunia pemerintahan, hingga mendapat sorotan dari media lokal maupun asing. Jokowi berhasil melakukan berbagai program kerja selama menjabat sebagai Walikota Solo. Yang pertama, ia berhasil membentuk rebranding kota Solo yang baru, yaitu ”Solo : The Spirit of Java”. Ia mengembangkan citra kota Solo dengan menjadikannya kota budaya dan kota batik. Sejak tahun 2008, Solo selalu rutin menyelenggarakan Solo Batik Carnival setiap tahunnya. Kesuksesan ini menjadikan Solo terpilih menjadi tuan rumah penyelenggaraan berbagai konferensi internasional, serta terdaftar sebagai anggota dari Kota-kota Warisan Dunia sejak tahun 2006. Tak hanya itu, Jokowi juga pernah turun tangan untuk membantu mendamaikan Keraton Surakarta yang kala itu tengah ribut karena adanya perebutan kekuasaan sepeninggal penguasa terdahulunya.

Untuk mewujudkan tatanan kota yang sesuai dengan impiannya, Jokowi terkenal dengan taktiknya memindahkan pedagang kaki lima. Ia tidak mengusir secara langsung, namun mengajak para pedagang itu untuk duduk dan makan bersama, serta berdiskusi bersama untuk memindahkan lokasi berjualan mereka. Dalam pemindahannya pun, dilakukan arakan, sehingga masyarakat tahu bahwa sekarang para pedagang kaki lima pindah lokasi.

Taktik Jokowi ini menuai pujian dari banyak pihak. Akhirnya, para pedagang kaki lima itu pun berhasil dipindahkan dengan tertib. Jokowi juga melakukan pembenahan transportasi umum, meluncurkan kereta wisata, membenahi bus antar kota, dan lain sebagainya. Ia juga mengapresiasi hasil kerja murid-murid SMK dengan menggunakan mobil ciptaan mereka, Esemka, sebagai mobil dinasnya. Akan tetapi, karena mobil tersebut ternyata belum memenuhi standart kelayakan, akhirnya penggunaan mobil tersebut dihentikan.

Program kerja lain yang berhasil dilaksanakan oleh Jokowi adalah pemberlakukan kartu PKMS (Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Solo), yang terdiri dari kategori Platinum (untuk masyarakat bawah), Gold (untuk masyarakat menengah), dan Silver (untuk masyarakat mampu). Buah kerja lain dari Jokowi adalah peremajaan taman-taman dan tempat wisata, yang kini juga beberapa sudah dilengkapi dengan fasilitas wi-fi serta tempat yang nyaman untuk berekreasi.

Gubernur DKI Jakarta

Awalnya, diminta secara pribadi oleh Jusuf Kalla untuk menjadi Gubernur Jakarta. Namun, ia meminta ijin terlebih dahulu kepada pimpinan partainya, Megawati Soekarnoputri, yang kala itu masih tampak ragu. Sampai akhirnya, Prabowo yang berasal dari Partai Gerindra mendesak Megawati Soekarno Putri untuk mengangkat Jokowi sebagai calon Gubernur dari PDIP.

Setelah diperintahkan oleh Megawati, Jokowi mengatakan siap maju sebagai calon Gubernur DKI Jakarta, didampingi oleh Basuki Tjahjapurnama atau Ahok, yang berasal dari partai Gerindra. Majunya Jokowi dan Ahok awalnya dipandang remeh oleh masyarakat dan kaum pemerintahan. Masyarakat masih menganggap Fauzi Bowo sebagai calon terkuat pemenang pilgub. Akan tetapi, setelah putaran pertama, ternyata Jokowi-Ahok mengungguli pasangan Fauzi-Ramli. Setelah dilaksanakan putaran kedua, KPUD DKI Jakarta menyatakan bahwa pasangan Jokowi-Ahok lah yang memenangkan pilgub, sehingga mulai menjabat sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur sejak 15 Oktober 2012.

Program kerja yang telah ia laksanakan selama menjadi Gubernur DKI Jakarta adalah pengambilalihan sumber daya air dari perusahaan kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta serta pengingkatan upah minimum provinsi. Awalnya, buruh menuntut upah sejumlah Rp 3,7 juta rupiah. Akan tetapi, setelah melaksanakan diskusi dengan berbagai macam pihak, upah yang disetujui adalah Rp 2,44 juta, melebihi usulan dari Dewan Pengupahan sebesar Rp 1,9 juta.

Kenaikan ini tetap ditanggapi buruh secara negatif, karena mereka menganggap Rp 3,7 juta adalah angka mati. Mereka mencap Jokowi-Ahok sebagai “Bapak Upah Murah”. Program kerja yang sekarang sedang dilaksanakan oleh Jokowi adalah pembangungan Angkutan Massal Cepat (MRT), yang belum dilaksanakan oleh pemerintahan sebelumnya. Ia juga meresmikan pembangunan jalur hijau Monorel Jakarta sepanjang sebelas kilometer. Selain itu, ia juga memberhentikan metromini dan kopaja yang dalam kondisi tidak layak, serta mewajibkan para pengendara metromini untuk meremajakan kendaraannya.

Dalam hal transportasi, Jokowi juga menyurati Wakil Republik Indonesia, Boediono, untuk menyatakan ketidaksetujuannya akan kebijakan pengedaran mobil murah. Hal ini dilakukan karena beredarnya mobil murah dirasa akan menambah kemacetan di Jakarta. Pemerintahan Jokowi-Ahok menuai kritik di awal karena masalah banjir yang belum teratasi, padahal salah satu program kerja yang selalu digembor-gemborkan Jokowi adalah tuntasnya masalah banjir di Jakarta. Akan tetapi, ternyata masalah banjir ini bukan belum teratasi karena kinerja Jokowi-Ahok yang buruk, melainkan karena memang curah hujan di masa awal pemerintahan mereka sedang tinggi. Malahan, Jokowi-Ahok melaksanakan normalisasi Waduk Pluit, Waduk Ria Rio, Waduk Tomang Barat, Waduk Rawa Bambon, Kali Pesanggrahan, serta pembenahan berbagai saluran air, yang ternyata mempersempit area melubernya banjir. Hal ini mendapat pujian dari berbagai pihak.

Program kerja lain yang sedang dilaksanakan adalah berlakunya Kartu Jakarta Sehat, Kartu Jakarta Pintar, razia topeng monyet, memberdayakan Jakarta sebagai kota festival, pembenahan tata kota, serta penataan penjaja kaki lima.

Pilpres 2014

Pada tanggal 14 Maret 2014, Megawati secara resmi mengutus Jokowi untuk mewakili PDIP maju sebagai Calon Presiden Indonesia tahun 2014. Keputusan ini menjawab pertanyaan masyarakat akan majunya Jokowi sebagai capres.

Pada tanggal 19 Mei 2014, Jokowi mengumumkan bahwa Jusuf Kalla akan menjadi calon wakil presidennya. Pengumuman sekaligus deklarasi tersebut berlangsung di Gedung Joeang 45 di Menteng, Jakarta. Pencalonan tersebut didukung oleh koalisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Partai NasDem, Partai Kebangkitan Bangsa, dan Partai Hanura. Pada hari yang sama, Jokowi dan Jusuf Kalla secara resmi mendaftar di Komisi Pemilihan Umum.

Pasangan ini ditetapkan sebagai pemenang capres dan cawapres terpilih berdasarkan hasil penghitungan cepat (quick count) serta hasil real count yang ditetapkan KPU pada 22 Juli 2014 kemarin mengungguli lawan mereka pasangan nomor urut 1 Prabowo-Hatta dalam Pemilihan Presiden 2014.

 Gaya Kepemimpinan

Jokowi dikenal akan gaya kepemimpinannya yang pragmatis dan membumi. Ia seringkali melakukan "blusukan" atau turun langsung ke lapangan untuk melihat langsung permasalahan yang ada dan mencari solusi yang tepat. "Blusukan" juga dilakukan untuk menemui langsung warga dan mendengar keluh kesah mereka. Gaya yang unik ini dijuluki The New York Times sebagai "demokrasi jalanan".

Jokowi juga dianggap unik dari pemimpin lainnya karena tidak sungkan untuk bertanya langsung kepada warga dan mendekati mereka bila akan melancarkan suatu program. Namun, gaya ini juga menuai kritik. Misalnya, ketua Dewan Perwakilan Daerah Irman Gusman menyatakan bahwa "blusukan" hanya menghabiskan waktu dan energi, sementara yang dibutuhkan adalah kebijakan langsung dan bukan sekadar interaksi. Anies Baswedan juga menilai "blusukan" merupakan pencitraan belaka tanpa memberikan solusi.

Selain "blusukan", kepemimpinan Jokowi juga dikenal akan transparansinya. Misalnya, Jokowi dan Basuki Tjahaja Purnama sama-sama mengumumkan jumlah gaji bulanan dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah kepada umum. Ia juga memulai sejumlah program yang terkait dengan transparansi seperti online tax, e-budgeting, e-purchasing, dan cash management system. Selain itu, semua rapat dan kegiatan yang dihadiri oleh Jokowi dan Basuki direkam dan diunggah ke akun "Pemprov DKI" di YouTube.

PROFIL:

Tempat/Tanggal Lahir : Surakarta 21 Juni 1961

Istri : Iriana (menikah 24 Desember 1986)

Anak-anak :

1. Gibran Rakabuming Raka (1988)

2. Kahiyang Ayu (1991)

3. Kaesang Pangarep (1995)

Pendidikan : SDN 111 Tirtoyoso

SMPN 1 Surakarta

SMAN 6 Surakarta

Universitas Gajah Mada, Fakultas Kehutanan.

Pekerjaan :

PT Kertas Kraft Aceh (BUMN) 1985 di dataran tinggi Gayo, Aceh Tengah.

Bisnis (1988)

Wali Kota Solo (2005-2010)

Wali Kota Solo (2010-2012/tidak selesai)

Gubernur DKI Jakarta (2012-2014/tidak selesai)

Presiden Indonesia ke-7 (2014-2019).

Jokowi perkenalkan keluarganya

Berita-berita Jokowi

Foto-foto Jokowi

(Syukri Rahmatullah)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya