JAKARTA - Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie (Ical), menjelaskan kondisi internal partai berlambang beringin mengenai musyawarah nasional (munas) yang terpecah.
Melalui kicauan di akun Twitter, Ical coba menjelaskan kondisi internal Partai Golkar sebelum menggelar Munas di Bali. Dia pun yakin, jika Munas Bali memiliki legal standing dan sesuai dengan AD/ART Partai Golkar.
"Alhamdulillah kepengurusan baru Golkar hasil Munas di Bali telah kami daftarkan ke Kemenkumham. Saya optimis hasil Munas Bali ini akan disahkan oleh Kemenkumham karena legal standing-nya jelas," kata Ical di akun Twitter-nya, Rabu (10/12/2014).
Dia menganggap Munas Bali dihadiri seluruh Kerua dan Sekretaris DPD I dan DPD II. Sementara, tandingannya sepi peserta. Munas di Bali, kata Ical, adalah keputusan Rapimnas di Yogyakarta. Di mana mereka yang belakangan menolak, saat Rapimnas itu juga hadir dan setuju.
"Tuduhan bahwa Munas Bali tidak demokratis karena calonnya tunggal, sungguh tidak berdasar. Semua berkesempatan maju/mencalonkan diri. Justru beberapa calon memilih tidak hadir dan mengundurkan diri. Pendapat DPD/pemilik suara juga disampaikan secara transparan," jelas Ical.
Ical mengaku, sudah memberi solusi dan memberikan tawaran damai (islah) kepada mereka yang tidak setuju dengan Munas Bali dan membuat kelompok inkonstitusional.
"Syarat islah yang saya ajukan sesuai aturan yang ada, yaitu presidium yang inkonstitusional dibubarkan dan Munas Bali yang sesuai aturan jalan terus. Bahkan Pak Akbar (Tanjung) juga menemui mereka dan kita berikan lagi solusi, Munas di Bali tetap jalan tapi hanya bahas soal AD/ART, sikap politik dan lain-lain," paparnya.
Sementara pemilihan ketua umum diundur hingga Oktober 2015, sesuai Munas sebelumnya di Riau. Namun, kata Ical, mereka menolak perdamaian itu dan memilih membuat Presidium Penyelamat Partai dan mengadakan Munas tandingan.
"Tapi mereka tetap menolak. Tidak mau datang dan buat Munas tandingan. Kita sudah tawarkan damai, tapi mereka menolak. Jadi siapa yang ingin pecah?" tegas Ical.
Bahkan, saat Munas Bali berlangsung, mereka kirim massa sebanyak 19 bus untuk ganggu jalannya acara munas. Tapi, hal ini bisa diantisipasi pihak keamanan.
Selain itu, Ical juga dituduh tidak pro anak muda. Padahal faktanya kepengurusan hasil Munas Bali, 70 persen anak muda. Saat pencalegan, Ical juga mengaku, sebanyak 70 persen caleg berasal dari golongan muda.
"Anak muda ini yang akan saya antarkan untuk menjadi pimpinan Golkar dan nasional ke depan. Tidak ada ambisi pribadi saya. Itulah beberapa fakta terkait Munas & Golkar. Silahkan menilai sendiri siapa yang sejatinya ingin menguatkan & siapa yang ingin memecah Golkar," tuturnya.
(Dede Suryana)