Kesulitan Proses Evakuasi AirAsia di Pangkalan Bun

Arif Julianto, Jurnalis
Selasa 30 Desember 2014 16:21 WIB
Kesulitan Proses Evakuasi AirAsia di Pangkalan Bun (foto: Okezone)
Share :

PANGKALAN BUN - Direktur Operasional Basarnas, Supriyadi, menjelaskan sulitnya mengevakuasi korban pesawat AirAsia QZ 8501 di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.

"Sekarang yang ada di posisi adalah pesawat helikopter Puma. Hasil dari kegiatan searching tadi kami sudah menemukan tiga jenazah. Namun dari informasi pesawat Boeing ada enam jenazah," ungkap Supriadi, di Pangkalan Bun, Selasa (30/12/2014).

Dia menambahkan, ada serpihan-serpihan yang mengapung berwarna oranye, kemudian pecahan main body pesawat Airbus. Namun, itu semua belum bisa dievakuasi.

"Pecahannya kecil-kecil. Kami juga melaksanakan upaya pengambilan jenazah, ternyata angin kencang, antara 20-25 knot dengan ketinggian gelombang 2 sampai 3 meter. Akhirnya kami tidak bisa memegang jenazah tersebut, sudah dipegang tapi lepas lagi," terangnya.

Menurut Supriadi, jenazah tersebut terlihat hanya menggunakan pakaian dalam, lalu betubuh putih. Kemungkinan jenazah adalah warga negara asing (WNA).

"Mungkin orang asing. Kemudian muka tidak jelas karena sudah dua hari. Tubuh lengkap dalam kondisi bengkak dengan kulit yang bocel-bocel. Kami mau angkat tapi ombak kencang, dan rescue kami terlempar ke kiri dan ke kanan. Sehingga, kami mengambil keputusan mendekati KRI Bung Tomo dengan nomor lambung 357 untuk merapat ke jenazah yang sudah terapung," paparnya.

Kemudian, setelah KRI Bung Tomo merapat langsung menurunkan dua perahu karet menuju sasaran. "Mudah-mudahan, nanti semua jenazah bisa terkumpul di KRI Bung Tomo untuk diidentifikasi. Kemudian pesawat boeing masih di atas mengendalikan dari wilayah tersebut. Sementara helikopter Puma menuju lokasi tersebut untuk mencoba mengambil salah satu sampel," tutur Supriadi.

Dia berharap ada tanda-tanda lain yang bisa ditemukan. Informasi tim evakuasi yang menggunakan pesawat Boeing ada satu bodi pesawat yang terapung di bawah air. "Ini juga bagian Airbus 320 dari AirAsia," tegasnya.

Supriadi melanjutkan, karena keterbatasan bahan bakar Basarnas memutuskan kembali ke pangkalan dan berharap TNI Angkatan Laut (AL) bisa mengevakuasi semua serpihan tersebut.

"Serpihan yang ada di laut dengan luas kira-kira 5 kilometer persegi, termasuk balok dan sebagainya. Namun, upaya tidak bisa dilakukan secara cepat, cuaca mendung dan hujan rintik-rintik, karena membahayakan kondisi pesawat, mudah-mudahan teman-teman TNI AL bisa merapat," pungkasnya.

(fid)

(Dede Suryana)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya