Selain giok natural gold, berbagai batu mulia asal Aceh dan luar daerah di pamerkan dalam festival yang berlangsung hingga 8 Februari 2015. Di antaranya jenis Idocrase lumut, neon, solar, cempaka, safir, dan lainnya.
Ketua panitia festival, Octowandy mengatakan, festival ini diikuti 300 peserta dari Aceh, Medan dan Jakarta. Salah satu tujuannya adalah untuk mempromosikan kekayaan Aceh ke dunia internasional.
Sementara itu, Wakil Gubernur Aceh, Muzakir Manaf saat membuka festival ini menuturkan, Aceh dari dulu dikenal memiliki ragam batu mulia. Dia mengimbau masyarakat agar tetap menjaga keseimbangan alam, tak merusak hutan dalam mencari batu.
Menurutnya demam batu akik yang melanda Aceh sekarang, memberi berkah bagi masyarakat di antaranya terbuka lapangan kerja baru baik sebagai pencari, pengrajin, pengasah, hingga agen batu akik.
(Rizka Diputra)