Survei menunjukkan, para ketua partai di daerah menganggap Jokowi sebagai figur yang tepat untuk membesarkan partai. Tapi untuk tahun ini, para kader tetap memilih Mega untuk menjadi Ketum.
"Pemilik suara di PDIP mulai rasional untuk melihat masa depan partai, namun takut bicara terbuka mengenai suksesi kepemimpinan. Para ketua-ketua DPC PDIP sepertinya belum pernah sekalipun menggunakan hak suara mereka dalam 20 tahun terakhir," kata Hasan.
Hasan menilai, Megawati sebenarnya bisa dikenang sebagai tokoh negarawan teladan, jika langkahnya membuka ruang regenerasi pada pilpres dilanjutkan dengan regenerasi di tubuh partai.
"Padahal idealnya usia partai harus jauh lebih panjang dibanding usia individu-individu di dalamnya. Jika tidak dipersiapkan jauh-jauh hari partai ini rawan hancur karena tidak terbiasa mengelola kompetisi internal," tandasnya.
(Randy Wirayudha)