MANILA – Filipina dan Amerika Serikat (AS) berencana melakukan latihan militer tahunan mereka bulan ini. Latihan militer yang melibatkan 11.500 orang personel angkatan bersenjata kedua negara itu akan dilaksanakan di dekat wilayah perairan yang disengketakan dengan China.
Jumlah personel yang mengikuti latihan militer ini adalah yang terbesar sejak latihan gabungan pada tahun 2000. Meski begitu, pihak militer Filipina menolak anggapan bahwa latihan ini adalah sebuah pertunjukan kekuatan kepada China.
“(Latihan militer) ini tidak ada hubungannya dengan pembangunan yang sedang berlangsung (di wilayah sengketa), ini bukanlah sebuah pertunjukkan kekuatan,” kata juru bicara militer Filipina, Letnan Kolonel Harold Cabunoc, seperti dilansir Reuters, Rabu (8/4/2015).
“Latihan gabungan ini didesain untuk meningkatkan kemampuan kami dalam mempertahankan negara dari ancaman eksternal. Menguji kesiapan dan keefektifan kami dalam bekerjasama dengan sekutu AS kami dalam operasi keamanan dan kemanusiaan,” tambahnya.
China telah melakukan reklamasi di pulau-pulau dan karang di wilayah sengketa. Mereka juga telah menolak protes dari Filipina dan Vietnam serta kritik AS mengenai aksi tersebut, dengan mengatakan reklamasi itu dilakukan di wilayah kedaulatan China.
Latihan militer gabungan kedua negara direncanakan akan berlangsung selama 10 hari dengan melibatkan 5.000 personel militer Filipina dan 6.000 personel militer AS. Jumlah itu meningkat dua kali lipat dibandingkan jumlah peserta tahun lalu.
(Hendra Mujiraharja)