Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Ketegangan di Laut China Selatan Paksa AS dan Beijing Lakukan Pembicaraan untuk Hindari Konflik

Susi Susanti , Jurnalis-Jum'at, 21 Juni 2024 |07:20 WIB
Ketegangan di Laut China Selatan Paksa AS dan Beijing Lakukan Pembicaraan untuk Hindari Konflik
Ketegangan di Laut China Selatan paksa AS dan Beijing lakukan pembicaraan untuk hindari konflik (Foto: Reuters)
A
A
A

BEIJING – Washington dan Beijing lebih sering melakukan pembicaraan untuk menghindari konflik di Laut China Selatan meskipun hubungan mereka kontroversial dan kompetitif.

“Militer kami beroperasi dalam jarak yang sangat dekat satu sama lain di Laut Cina Selatan dan Selat Taiwan. Anda tidak ingin mengirimkan sinyal yang salah,” kata Duta Besar (Dubes) Amerika Serikat (AS) untuk China atau Tiongkok Nicholas Burns dalam sebuah wawancara di Beijing awal pekan ini.

Laut Cina Selatan telah menjadi titik konflik yang berbahaya, di mana klaim Beijing meningkatkan ketegangan dengan Taiwan dan Filipina, serta sekutu terkuat mereka, Amerika Serikat.

Kapal-kapal Tiongkok dan Filipina telah melakukan 'permainan kucing-kucingan' di perairan yang diperebutkan dalam beberapa bulan terakhir. Pertengkaran terbaru minggu ini diduga melibatkan personel penjaga pantai Tiongkok yang menaiki kapal Filipina dan menyerang tentara dengan pedang dan pisau.

AS, yang telah menjalin aliansi militer mulai dari Manila hingga Tokyo, telah berulang kali berjanji untuk membela hak-hak sekutunya di Laut Cina Selatan.

Hal ini semakin memperburuk hubungan dengan Tiongkok. Hubungan ini sebelumnya sudah terguncang akibat invasi Rusia ke Ukraina, klaim Tiongkok atas pemerintahan mandiri Taiwan, dan perang dagang.

Burns mengatakan ini adalah titik konflik yang masih sepenuhnya memecah belah kedua belah pihak, namun penting untuk mencoba menyatukan orang-orang jika memungkinkan.

“Tiongkok telah setuju untuk meningkatkan komunikasi militer-ke-militer dan hal ini sangat penting bagi kami. Anda ingin ada komunikasi karena hal terakhir yang kita inginkan adalah kecelakaan, kesalahpahaman yang berujung konflik,” kata diplomat berusia 68 tahun itu.

Meski ketegangan sudah mereda, pemilihan presiden AS mendatang berpotensi kembali mengganggu hubungan.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement