Menurutnya, sejak tensi pertempuran meningkat satu pekan lalu, konvoi bantuan UNRWA belum bisa masuk ke kamp tersebut. Hal ini menyebabkan puluhan ribu orang hidup tanpa air, makanan, dan obat-obatan.
Belum lagi ancaman pembunuhan dari militan ISIS terhadap para pengungsi Palestina, kian meningkatkan potensi kematian di kamp tersebut. “Kita menghadapi kemungkinan pembantaian orang-orang tak berdosa di Kamp Yarmouk. Dunia tak hanya bisa diam berdiri menyaksikan kondisi ini,” lanjutnya.
(Sindonews.com)
(Hendra Mujiraharja)